Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Bangun Kesadaran Masyarakat Melalui Film

Ayomenulis. Hari kedua training youth and human rights defenders, di vila Kampung Damai Bali kemarin, saya bisa berkesempatan bertatap muka lansung dengan salah satu pembuat dan penulis skenario film cukup ternama dari Jakarta, Abduh Aziz. Pembuat dan penulis skenario film yang telah menghasilkan puluhan hingga ratusan film yang pernah diputar dilayar lebar melalui bioskop maupun sejumlah TV nasional

Film yang dihasilkanpun cukup beragam. Mulai dari film dokumenter, hingga film bernuansa kritik sosial yang berlansung di tengah masyarakat, dengan sudut pandang berbeda termasuk dari sisi gaya, bentuk, maupun model sangat jauh berbeda, sebagaimana kebisaan dilakukan pembuat dan penulis skenario film lain di Indonesia.

Kemasan pesan moral dan kritik sosial hendak disampaikan juga sangat kreatif dan mencerahkan. Beberapa film yang telah diciptakan antara lain, rumah kita, korupsi ala kita, termasuk film tentang nasib Jemaah Ahmadiyah yang saat ini masih berada di pengungsian, Asrama Transito Kota Mataram

Selain berisi pesan moral dan kritik sosial, film dihasilkan juga cukup menghibur, dekat dengan kehidupan masyarakat, jauh dari kesan serius dan bisa diterima semua kalangan dan segenap lapisan masyarakat. Diskusi dan sharing tentang bagaimana membangun kesadaran masyarakat melalui media audio visual perfilmn dengan Abduh Aziz (28/10/13) setidaknya telah memberikan perspektif baru, membuka pikiran dam memperkuat keyakinan.

Bahwa melakukan gerakan perubahan ditengah masyarakat, tidak harus dengan suatu hal serius dan berat, bisa dimulai dari hal yang kelihatan kecil, tapi mampu menggugah dan membangun kesadaran masyarakat termasuk melalui film. Film dimaksud tentu bukan sekedar film, layaknya film yang banyak ditayangkan sejumlah stasiun TV. Selain kurang mendidik, motivasi pembuatan terkadang lebih bersifat komersil dan hiburan semata.

Film berkualitas, ringan, menghibur, sarat akan pesan moral, nilai pendidikan dan mampu menyentuh segenap lapisan masyarakat sudah pasti menjadi jawaban. Pilihan sejumlah orang menjadikan film sebagai media melakukan perubahan di tengah masyarakat, selain mudah terjangkau, film memiliki kelebihan bisa disaksikan lansung melalui media audio visual.

Kelebihan tersebut terbukti bisa menjadi kekuatan besar dalam membangun perubahan dan kesadaran masyarakat tentang berbagai persolan di tengah masyarakat. Dalam kenyataannya, beberapa film dibuat oleh mereka yang memang peduli akan kondisi sosial masyarakat yang membutuhkan penyadaran, terbukti mampu menciptakan dampak positif dan mendapatkan dukungan besar dari berbagai kalangan masyarakat.

Sebut saja film“alangkah lucunya negeri ini” secara garis besarnya menceritakan, bagaimana praktik korupsi di Indonesia seakan sudah mentradisi tumbuh subur, tanpa terkendali “perbatasan” yang dibuat artis Masela Zelianty tentang nasib dan kehidupan masyarakat perbatasan yang hidup dalam serba keterbatasan, terpinggirkan, jauh dari kata kelayakan dan berkubang dalam kemiskinan.

Diceritakan film tersebut masyarakat pinggiran seakan terlupakan dan tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Film tersebut setelah diputar kemudian mengundang reaksi beragam dari masyarakat, pemerhati, aktivis dan kelompok masyarakat lain, mulai dari apresiasi terhadab Marsela sebagai pembuat flm, yang demikian peka dan masih peduli menyuarakan nasib masyarakat perbatasan yang nasibnya seringkali terabaikan oleh pemerintah.

Rasa simpati hingga caci maki terhadap pemerintah Indonesia, karena dinilai tidak becus memperhatikan nasib masyarakat pingiran. Fakta semacam ini membuktikan bahwa keberadaan film sebagai media membangun kesadaran masyarakat demikian penting dan sanga efektif, dan bukan sekedar sebagai media hiburan yang menyuguhkan tontonan murahan da

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis