Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Khutbah Jum’at dan Masjid Jihad

detikindonesia
Entah siapa yang memulai dan atas pertimbangan apa beberapa teman seringkali menyebut salah satu masjid Perguruan Tinggi (PT) ternama di Mataram dengan julukan masjid ‘Jihad’. Tapi seingat saya, julukan tersebut disematkan teman – teman karena materi khutbah jum’at yang disampaikan oleh salah satu khotib seringkali dinilai keras dan provokatif, terutama ketika berbicara islam dan barat

Terutama Amerika dan Israel selalu diidentikkan dengan kaum kafir, musuh islam yang harus diperangi dengan jihad (perang) atas sejumlah kejahatan kemanusiaan dilakukan terhadap umat islam, misalkan ekspansi militer yang dilakukan Israel atas negara Palestina dan beberapa kejahatan atas umat islam yang dituduhkan didalangi Amerika dan sekutu

Seingat saya, materi khutbah yang paling prvokatif dan penuh dengan nuansa kebencian yang pernah disampaikan khotib masjid tersebut adalah saat mengucapkan kata ‘bedebah Amerika’, kutukan dan laknat Allah bagi Israel,  Yahudi, Zionis beserta antek – anteknya, atas kejahatan dilakukan terhadap umat islam di Palestina

Sekilas kalau ditangkap, khotbah disampaikan khotib tersebut barangkali, mungkin sebagai bentuk rasa simpati terhadap umat islam di Palestina dan kecaman serta kutukan atas kejahatan kemanusiaan dilakukan Israel melakukan ekspansi militer atas negara Palestina yang menelan banyak korban jiwa
Mulai dari orang tua, perempuan dan anak – anak  dan setiap kejahatan kemanusiaan atas nama apapun, semua orang, dari latar Suku, agama, ras, agama dan negara manapun pasti akan mengecam hal tersebut, termasuk dari umat islam

Tapi bagaimanapun dalam etika komunikasi, jelas kurang elok untuk didengarkan dan secara tidak langsung khotib, selain memprovokasi juga telah menghasut jamaah untuk menebar kebencian berlebihan dan bisa saja mengarah pada tindakan radikalisme jamaah dan tindakan radikalisme sebenarnya dimulai dari kebiasaan masyarakat mendengarkan ceramah, khotbah dan pengajian tidak sehat dan mencerdaskan

Syukur  kalau semua jamaah cerdas, materi khutbah semacam itu mungkin dianggap angin lewat, kalau kemudian itu disampaikan dihadapan jamaah yang pemahaman agamannya rendah atau awam, semua isi khotbah, ceramah disampaikan sang juru dakwah atau khotib bisa ditelan mentah – mentah dan tertanam kuat di memori otak seorang jamaah kemudian bisa jadi radikal

Islam Ramah, Bukan Pemarah

jalandamai
Khotib dengan materi khutbah semacam itu memang satu dari sekian khotbah jum’at yang pernah saya dengarkan di beberapa masjid setiap hari jum’at . Harus  diakui khotib, penceramah, tokoh agaman, Tuan Guru (Kyai) selama ini memang memegang peranan strategis di tengah masyarakat, terutama dalam kehidupan beragama bahkan bermasyarakat

Akan seperti apa kehidupan beragama masyarakat, bergantung bagaimana tokoh agama menyampaikan ajaran dan pemahaman keagamaan dijalankan, melalui ceramah atau khutbah disampaikan. Kalau juru dakwah mampu menampilkan cerama dan pesan keagamaan dengan cara damai dan sehat, maka bisa dipastikan akan berdampak pula bagi kehidupan keagamaan masyarakat yang sehat dan cerdas . Karena itulah juru dakwah maupun khotib haruslah sosok yang tidak saja sekedar bisa berdakwah dan pandai membaca

Tapi juga harus dilandasi pengetahuan, pemahaman agama yang kuat, pemikiran luas dan terbuka dalam melihat persoalan, sehingga dakwah atau khotbah disampaikan juga bisa membangun dan menggugah kesadaran masyarakat dalam menjalankan kehidupan agama secara baik dan benar, tanpa ada embel kekerasan

Untuk itulah, penceramah maupun khotib haruslah sosok yang memiliki pemahaman agama mendalam, terbuka dan memiliki wawasan luas, dengan demikian materi khutbah dihadirkan, selain lebih sehat dan bisa disampaikan dengan bahasa mendamaikan, juga lebih kontekstual dengan kehidupan masyarakat

Apalagi di era kehidupan masyarakat sekarang, dengan berbagai problema kehidupan dihadapi demikian kompleks, membangun kesadaran dan sikap optimisme masyarakat dalam kehidupan, tentu tidak sekedar menceramahi, tapi lebih dari itu, bagaimana membantu masyarakat  bisa keluar dari keterpurukan, dengan memberikan pencerahan dan solusi

tongkronganislam
Tidak saja berbicara tetang hubungan manusia dengan tuhan, tapi juga bagaimana membangun hubungan dengan sesama manusia, melakukan interaksi sosial dan hubungan dengan alam, wahablumminallah, whablumminannas, wahablumminal alam, sehingga dengan demikian akan terjadi keseimbangan  

Dalam salah satu kesempatan diskusi tentang masa depan kebebasan beragama di Mataram, intelektual muslim Indonesia, Masdar Mas’udi mengatakan, kalau kita benar – benar mempelajari dan memahami ajaran islam secara benar, maka tidak akan pernah ditemukan ajaran islam yang mengajarkan kekerasan. Islama merupakan agama yang mengajarkan dan menjujnjung tinggi kedamaian

Islam seringkali nampak tampil dengan wajah kekerasan disebabkan oleh ulah beberapa gelintir umat islam yang pemahaman beragamannya dangkal,  tidak mampu memahami ajaran islam secara utuh dan mendalam sebagai ajaran rahmatallil alamin, ajaran yang membawa kedamaian

Dalam beberapa ceramah atau khutbah ajakan ‘jihad’ misalkan seringkali dimaknai sebagai ajakan melakukan kekerasan atau peperangan, padahal kata ‘jihad’ mengandung makna sangat luas, tidak saja identik dengan ajakan memerangi kebatilan dengan mengangkat senjata, mengajak melakukan kebaikan, tolong menolong, menyampaikan pesan perdamaian untu misi kemanusiaan di mimbar masjid dan tempat lain di tengah masyarakat, juga merupakan bagian dari ‘jihad’.



Puasa dan Budaya Konsumtif

susana jelang berbuka puasa di Kota Mataram
Dimuat di harian umum Lombokpost, Rabu 22 Juni 2016

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan minumlah dan janganlah berlebih - lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang - orang yang berlebih - lebihan (Al-A'raf, 7 : 31)

Kenaikan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok seperti beras, daging sapi, ayam, telur, cabai, bawang dan sejumlah kebutuhan pokok lain jelang dan pasca pelaksanaan ibadah puasa ramadhan sampai lebaran mendatang sudah menjadi pemandangan biasa disaksikan di pasaran, terutama di sejumlah pasar tradisional

Fenomena sama juga berlangsung pada puasa ramadhan sekarang, pergerakan kenaikan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok sudah mulai berlansung dan dirasakan masyarakat beberapa hari sebelum pelaksanaan puasa. Kenaikan tersebut tentu disebabkan karena tingginya permintaan dari masyarakat yang hendak berbelanja kebutuhan selama ramadhan

Sudah menjadi psikologi pasar, dimana  ketentuan tersebut juga sejalan dengan teori hukum ekonomi yang mengatakan, semakin tinggi permintaan, maka akan semakin tinggi pula penawaran dan dalam kenyataan di lapangan, demikianlah yang berlangsung, harga - harga mulai mengalami kenaikan

Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut bisa dipastikan akan berpengaruh besar terhadap kemampuan daya beli masyarakat, terutama masyarakat dengan klasifikasi ekonomi rendah untuk bisa memenuhi kebutuhan bersama keluarga selama ramadhan

Pemerintah pun kerap dibuat keteteran dengan kondisi dan situasi tersebut. Solusi jangka pendek untuk melakukan intervensi menekan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang biasa dilakukan pemerintah pusat maupun daerah, dengan menggelar Operasi Pasar (OP) dan pasar murah di sejumlah pasar tradisional sampai tingkat kelurahan

Meski oleh pemerintah dianggap sebagai kebijakan populis dan solusi melakukan intervensi pasar, tapi kebijakan tersebut dalam kenyataannya tidak cukup efektif melindungi dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat secara keseluruhan, terutama masyarakat miskin pedesaan dan pinggiran

Mengingat kebijakan OP maupun pasar murah diberlakukan pemerintah selama ini sangat terbatas, baik dari sisi kuantitas maupun jangkauan, sehingga tidak bisa mengkaper secara keseluruhan masyarakat. Dalam sejarahnya OP dan pasar murah memang kebanyakan digelar di perkotaan dan sejumlah pasar tradisional

Pada masyarakat Kota juga hanya sebagian kecil yang bisa menjangkau, demikian halnya dengan harga di pasaran meski ada OP, harga tetap saja terus mengalami kenaikan setiap minggu, terutama kebutuhan pokok seperti daging sapi, ayam, ikan dan beberapa jenis kebtuhan pokok lain dan kenaikan tersebut dipastikan akan terus berlangsung sampai jelang lebaran

Budaya Konsumtif

Terjadinya kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasaran menjelang dan saat puasa ramadhan berlangsung, sebenarnya tidak saja disebabkan karena berkenaan dengan momentum puasa semata atau sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam teori ekonomi

Tapi kenaikan harga juga disebabkan karena pola hidup masyarakat selama puasa ramadhan cendrung konsumtif. Pola hidup konsumtif tersebut tidak saja pada satu jenis kebutuhan pokok, tapi juga kebutuhan pokok lain

Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi selama ramadhan misalkan bisa dilihat pada masyarakat perkotaan terutama masyarakat menengah ke atas yang setiap sore menjelang berbuka puasa seakan berlomba memburu takjil, berbagai jenis makanan dan aneka minuman siap saji, mulai dari yang disediakan rumah makan dan restoran sampai pedagang musiman yang berjualan di sepanjang emperan trotoar jalanan

Kondisi tersebut bisa difahami, dalam suasana puasa ramadhan selama seharian penuh menahan lapar dan dahaga, masyarakat tentu menginginkan bisa menikmati berbagai jenis makanan dan aneka minuman enak yang disediakan penjual sebagai menu berbuka puasa

Tapi justru tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi itulah yang menyebabkan pedagang di pasaran, penjual makanan, warung, rumah makan dan restoran berani berspekulasi menaikkan harga tinggi untuk meraup keuntungan dan karena itulah kenapa harga kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan

Untuk itulah menekan harga sejumlah kebutuhan pokok, selain melalui kebijakan pemerintah, juga meski dari masyarakat dengan mengurangi tingkat konsumsi, dalam artian mengkonsumsi makanan enak dan manis untuk berbuka puasa tentu tidak dilarang, asalkan tidak sampai terlalu berlebihan

Bukan hakikat dari puasa ramadhan supaya bisa menahan diri, baik tutur kata, perbuatan, tindakan dan sifat berlebih - lebihan untuk tidak menjadi pribadi atau masyarakat yang konsumtif, sehingga nilai pendidikan yang terkandung dibalik perintah puasa ramdhan juga bisa dirasakan dan tidak sekedar menjadi ritual menggugurka kewajiban semata



Mahasiswa, Organisasi dan Korupsi

detik
Reakasi pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jakarta termasuk di daerah dengan melakukan aksi demonstrasi, mengecam statemen Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang yang mengatakan "Kader HMI hanya cerdas saat menjadi mahasiswa, tapi melakukan korupsi saat menjadi pejabat" beberapa hari lalu bisa difahami sebagai aksi luapan kekecewaan

Sebab siapapun dan organisasi manapun ketika nama baik organisasi kebanggan dicemarkan dan reaksi sama juga bisa dipastikan akan dilakukan termasuk yang dilakukan HMI. Kesalahan besar Saut dalam statemen tersebut karena menyebutkan secara langsung identitas organisasi tertentu.

Tapi, bukan bermaksud jadi pengamat dan mengamini sepenuhnya statemen Saut Situmorang, yang banyak menuai kecaman, tapi kalau mau jujur melihat fenomena mahasiswa di lingkungan Perguruan Tinggi (PT), melalui organisasi sangat pandai dan tekun mengasah kemampuan diri, tapi tidak sedikit kemampuan didapatkan dari organisasi kebanggan seringkali disalahgunakan, mencari keuntungan pribadi dan golongan
rmol
Tidak heran dalam setiap kesempatan perhelatan mendapatkan jabatan seringkali diwarnai aksi sikut - sikutan. Lebih parah, perangai buruk sebagian aktivis mahasiswa selama aktif di organisasi juga kerap dibawa ketikan sudah berada di tengah masyarakat dan lingkaran kekuasaan. Atas nama solidaritas organisasi berbagi posisi, keuntungan pribadi sampai melakukan praktik korupsi

Dalam sejarah pemerintahan, kekuasaan didapatkan seseorang, harus diakui, sebagian besar keberhasilan didapatkan tidak bisa terlepas dari keberadaan jaringan dan kontribusi besar organisasi, mulai dari organisasi kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan sampai organisasi keagamaan

Organisasi dalam perjalanannya memang tidak saja memberikan pengetahuan dan wawasan kepada seseorang, tapi organisasi juga telah menempa seseorang dengan kemampuan kepemimpinan, tidak heran jabatan ketua organisasi selalu menjadi rebutan sebagai salah satu tiket masuk lingkaran kekuasaan

Terbukti, organisasi sampai sekarang masih tetap laku jadi jualan seseorang mendapatkan kekuasaan. Atas nama solidaritas dan loyalitas organisasi, berbagai cara akan dilakukan untuk membesarkan organisasi kebanggaan, mulai dari bagi - bagi posisi atau jabatan dengan sesama alumni organisasi dalam lingkaran kekuasaan sudah biasa dilakukan
topikviral
Loyalitas dan solidaritas organisasi tersebut tidak jarang membuka ruang terjadinya praktik korupsi. Apa yang disampaikan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang bisa jadi sebagai bentuk kegelisahan atas banyak aktivis dan kader organisasi memiliki kemampuan dan kecerdasan, tapi ketikan sudah masuk lingkaran kekuasaan, justru disalahgunakan dengan melakukan penyimpngan dan praktik korupsi, termasuk yang dilakukan beberapa kader HMI

Pernyataan tersebut belakangan kemudian menuai kontroversi, karena terkesan menyudutkan satu organisasi, reksi kader HMI dengan melakukan aksi demonstrasi mengecam Saut memang bisa difahami sebagai bentuk ungkapan kekecewaan dan kecaman

Tapi, kalau aksi demonstrasi berujung anarki dan melakukan pengerusakan fasilitas negara, tentu sebagai reaksi atau tindakan yang terlampau berlebihan dan tidak bisa dibenarkan dan secara tidak lansung akan semakin menguatkan keyakinan serta membangun persepsi, kalau apa yang disampaikan Saut tentang kader HMI akan semakin diamini masyarakat

Hari Buruh dan Suara Sumbang Wartawan

Puluhan jurnalis dari berbagai media NTB saat menggelar aksi damai memperingati hari kebebasan pers sedunia di depan kantor Gubernur NTB, Foto : Turmuzi
Bulan mei menjadi bulan istimewa dan sangat penting bagi masyarakat. Tanggal 1 Mei misalkan merupakan hari buruh internasional, diperingati seluruh buruh di dunia, menuntut peningkatan kesejahteraan dan perbaikan sistem pengupahan dari pemerintah dan perusahaan. Kemudian 2 Mei merupakan hari pendidikan nasional (Hardisknas) sebagai ajang melakukan refleksi dan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia

Sementara 3 Mei 2016 sebagai hari kebebasan pers sedua. Dari tiga hari dan tanggal penting tersebut, peringatan hari buru dan hari kebebasan pers sedua paling menarik untuk diulas. Ketika buruh di seluruh dunia memperingati hari buruh internasional dengan melakukan aksi damail, melakukan demonstrasi menuntut kesejahteraan,

Jutaan jurnalis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia justru sibuk menjalankan tugas perusahaan media melakukan liputan jalannya aksi demonstrasi dilakukan buruh perusahaan lain, sementara jurnalis sendiri melupakan kalau dirinya juga merupakan buruh dari perusahaan media yang mempekerjakan, tidak ada aksi dan tuntutan memuntut kesejahteraan

Kritikan, curhatan hati wartawan terhadap perusahaan yang mempekerjakan paling hanya berani dilakukan melalui status sosial media black berry, whatshap maupun facebook, dan hanya bias ditemukan dalam bentuk catatan kolom media sosia blogger atau website media online. Moncong camera dan kemampuan mengkritik perusahaan lain yang memperlakukan buruh seperti sapi perahan, juga tidak kuasa digunakan untuk melawan perusahaan media tempat bekerja
Dalam sejarah peringatan hari buruh sedunia, tidak akan pernah misalkan ditemukan wartawan melakukan aksi demonstrasi kepada perusahaan media yang mempekerjakan menuntut kesejahteraan, tidak akan ada juga ditemukan kolom ulasan berita atau tayangan pemberitaan televisi, berisi protes dan tuntutan wartawan sebagai buruh, menuntut atau mengecam perusahaan supaya menaikkan gaji dan kesejahteraan

Kalaupun ada yang berani kritis dan menentang perusahaan, sangsi, teguran lisan, Surat Peringan sampai pemecatan sudah siap menati dari perusahaan media yang mempekerjakan. Tetap bekerja tanpa melakukan perotes terhadap kebijakan perusahaan atau terus melakuk perlawanan dengan sangsi pemecatan menjadi pilihan

Kondisi tersebut sangat kontras misalkan ketika orang lain atau masyarakat mengalami penindasan, tidak mendapatkan pelayanan memuaskan dari aparat hukum dan pemerintahan, wartawan atau pekerja media lain terkadang berani pasang badan melakukan pembelaan melalui ulasan berita diturunkan.

Giliran dirinya mendapatkan penindasan dari perusahaan media yang mempekerjakan, ketikan antara upah diterima dengan jam kerja dibebankan tidak mengalami ketidakadilan, tidak banyak bisa dilakukan, kecuali harus pasrah dengan keadaan.

Masalah Kekompakan
Cem


Harus diakui masalah kekompakan di kalangan wartawan jurnalis dan reporter terutama di NTB masih sangat memperihatinkan, sikap egoisme, sentimen, pengkotakan diri atas nama kelompok, jenis media dan kepentingan menjadi pemandangan sudah biasa disaksikan, sehingga tujuan besar bersama senasib dan sepenanggungan, bekerja mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan media sampai sekarang belum mampu diwujudkan


Tidak saja soal perbedaan kepentingan dan perusahaan media, perbedaan atribut dan indentitas organisasi kewartawanan tempat bernaung juga kerap menjadikan sebagian pekerja media seringkali berlaku arogan, merasa diri paling benar,  menampilkan sikap intoleran dengan melakukan penghakiman secara berlebihan dengan teman berbeda pandangan dan pilihan

Momentum hari buruh internasional dan hari kebebasan pers sedunia seharusnya tidak saja sekedar acara seremonial melakukan aksi damai, membawa spanduk dan poster bertuliskan kecaman atau berorasi membacakan tuntutan. Tuntutan tetap saja sebatas tuntutan termasuk surat pernyataan dan hanya akan menjadi kenangan, diabadikan, dikenang dalam bentuk catatan pemberitaan koran dan sorotan vidio dan jepretan camera, tanpa disertai tindakan

Momentum tersebut semestinya menjadi awal melakukan gerakan dan aksi bersama menyatukan pandangan dengan berserikat tanpa harus mempermasalahkan perbedaan pandangan dan pilihan setiap orang



Impor Beras di Daerah Swasembada Beras


Seorang buruh nampak sedang menurunkan beras, viva

Ayomenulis. Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang ditetapkan pemerintah pusat sebagai daerah penyangga pangan nasional beras, terutama semenjak keberhasilan Gubernur NTB, Gatot Suherman pada waktu itu yang telah berhasil menyelamatkan NTB dari krisis pangan, melalui pola tanam gugur ancah (Gora), lahan pertanian tadah hujan Pulau Lombok bagian selatan, Pulau Sumbawa, Kabupaten Dompu dan  Kabupaten Bima

Penetapan NTB sebagai daerah penyangga pangan nasional tersebut tidak terlepas dari keberhasilan petani meningkatkan hasil produksi gabah setiap tahun, bahkan melebihi target nasional. Tahun 2015 saja, berdasarkan data Dinas Pertanian NTB, produksi gabah petani NTB mencapai 2 juta ton lebih. Nilai produksi yang cukup fantastis

Tidak heran dalam setiap kesempatan maupun acara kunjungan Menteri terutama Kementerian Pertanian maupun Presiden ke NTB, Gubernur maupun Dinas Pertanian NTB seringkali sesumbar dan memamerkan bagaimana keberhasilan petani NTB yang mampu meningkatkan produksi gabah sampai melebihi target nasional

Namun semua keberhasilan dan prestasi tersebut seakan tidak bernilai apa – apa dan sangat kontras dengan kebijakan tidak populis Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB yang hampir setiap tahun melakukan impor beras dan menjadi agenda rutin yang tidak pernah absen dilakukan. 

Terahir pada Desember 2015 Bulog berencana mendatangkan beras dari Provinsi Jawa Timur sebesar tujuh ribu ton. Kekurangan ketersediaan pasokan seringkali menjadi dalil pembenaran Bulog melakukan impor dan mendatangkan beras ke NTB, menutupi kekurangan persediaan yang sudah ada, sampai menunggu musim panen tiba, termasuk alasan mengantisipasi lonjakan harga dengan menggelar operasi pasar (OP) dan memenuhi kebutuhan beras raskin masyarakat

radarlombok
Wajar saja kebijakan tersebut membuat Gubernur NTB marah dan menolak keras beras impor maupun beras yang didatangkan dari daerah lain Indonesia masuk NTB, karena dinilai akan merugikan petani. Desember 2015 lalu menjadi puncak kekecewaan dan kemarahan Gubernur NTB, menghiasi media massa, mengeluarkan statemen keras, meminta Bulog untuk tidak menjadi rente, mencari untung dari beras impor

Gubernur menuding, terjadinya kekurangan persediaan beras karena Bulog tidak serius melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal, sehingga kebijakan impor beras selalu dilakukan dan hal tersebut memang sengaja dilakukan Bulog supaya bisa melakukan impor serta bisa mendapatkan keuntungan

"Ingat Bulog itu alat negara, bekerja untuk rakyat, jangan jadi rente yang mencari fee (keuntungan) dari beras impor" kata Gubernur NTB dalam salah satu kesempatan wawancara dengan wartawan di Mataram beberapa waktu lalu menanggapai hasrat Bulog yang demikian besar hendak mendatangkan beras luar masuk NTB

Tidak mau disalahkan, Bulog NTB pun berdalih, kalau kebijakan impor yang hendak dilakukan selama ini sekedar melanjutkan kebijakan dari pusat. Kemudian mengenai serapan gabah petani yang rendah, selain dilakukan berdasarkan aturan perundang – undanga, juga sudah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) juga terkait kualitas gabah dengan kadar air tinggi

Pada musim panen tahun 2015, dari total produksi gabah dihasilkan petani NTB sebesar 2 juta ton lebih, Bulog hanya mampu menyerap gabah petani sebesar 100 ribu ton, dengan harga pokok penjualan (HPP) berkisar antara tujuh sampai delapan ribu lima ratus rupiah perkilo, sementara tengkulak justru berani membeli gabah petani NTB melebihi HPP, wajar saja kekurangan persediaan beras selalu terjadi dan impor beras terus mentradisi

Sebelumnya pada acara puncak Peringatan Hari Pers Nasionl (HPN) di kawasan Mandalika Resort, Kuta Kabupaten Lombok Tengah, di hadapan Presiden Jokowi dan segenap Menteri yang hadir, Gubernur NTB kembali menyampaikan penolakannya terhadap rencana Bulog yang hendak melakukan impor beras ke NTB, termasuk rencana memasukkan beras dari Provinsi Jawa Timur sebesar tujuh ribu ton, karena selain dinilai akan merugikan petani, Impor beras juga tidak dibutuhkan, karena NTB sudah surplus beras

Mimpi Kesejahteraan

lombokpost
Tradisi impor beras masih akan terus terjadi selama tidak ada intervensi dari pemerintah pusat memperbaiki, mengawasi tata klola manajemen Bulog dalam melakukan serapan dan distribusi gabah petani. Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperbaiki dan memfokuskan pengawasan sektor pangan tahun ini meski diapresiasi

Karena bukan tidak mungkin dibalik tradisi impor beras tersebut telah berlansung konspirasi dan praktik korupsi yang selama ini menyengsarakan petani. Akan menjadi sebuah ironi ketika NTB sebagai daerah lumbung padi, ketika sebagian petani justru harus gigit jari dengan harga padi yang tidak pernah mampu membawa kesejahteraan, karena ulah segelintir oknum pemangku kebijakan melakukan praktik kecurangan

Mimpi mendapatkan kesejahteraan yang didambakan petani NTB sebagai daerah lumbung padi hanya akan tetap sekedar mimpi, kalau tradisi impor maupun mendatangkan beras luar masuk NTB masih digandrungi, ketika serapan gabah petani masih dilakukan setengah hati, dan kalau sistem dan manajemen organisasi Bulog tidak segera dibenahi

Perbaikan dan pengawasan tata klola sektor pangan memang harus segera diperbaiki, karena sudah terlalu lama merugikan petani dan supaya harapan mendapatkan kesejahteraan yang selam ini didambakan pahlawan pangan dengan keringat dingin bercucuran bisa segera diwujudkan. Semoga

Karena Menulis Mendatangkan Kedamaian


Salwa, keponakan paling kecil nampak mulai belajar corat coret buku tulisan

Ayomenulis. Bagi sebagian orang atau penulis ternama atau profesional, menulis tidak saja dilakukan karena hobi, kesenangan atau sebagai kebutuhan menuangkan ide, gagasan dan buah fikiran semata, tapi lebih dari itu, aktivitas menulis juga tidak sedikit menjadikan para penulis naik kelas secara status sosial dan sebagai sumber penghasilan dari sisi finansial, Baca juga Inspirasi Dari Kamar Mandi

Sumber penghasilan dimaksud dengan mendirikan kelas sekolah menulis kreatif berbayar berdasarkan hitungan jam dan hari, menjadi trainer menulis atau sebagai penulis buku profesional yang menulis tentang banyak hal mulai dari buku sastra novel sampai buku - buku berisi tentang motivasi menulis kreatif, banyak sekali bisa ditemukan dan menghiasi toko - toko buku dan perpustakaan

Berbeda pula dengan sebagian orang yang termotivasi melakukan aktivitas kepenulisan murni karena dorongan pekerjaan dan mendapat imbalan berupa gaji setiap bulan dari perusahaan, hal ini biasa dilakukan wartawan pada perusahaan media, meski memang tidak semua wartawan atau pekerja media murni melakoni aktivitas kepenulisan karena tuntutan pekerjaan, melainkan karena panggilan nurani sebagai seorang wartawan, jurnalis maupun reporter sejati

Sebagian orang lagi melakukan aktivitas kepenulisan lebih didorong dan termotivasi karena tuntutan kepangkatan, jabatan, gelar kependidikan dan tuntutan keilmuan, tipikal orang macam ini biasa akan banyak bisa ditemukan di lembaga pendidikan tinggi oleh mahasiswa, dosen, praktisi dan kaum akademisi dan akan menjadi beban kalau tidak dilakukan

Menulis Mendatangkan Kedamian
Dua keponakan Rifyal Rosidin, cowok dan Salwa saat mulai belajar bercerita lewat tulisan
Tapi dibalik semua itu, aktivitas menulis bisa mendatangkan kedamaian, ketenangan serta akan lebih mengasikkan untuk dilakukan, memiliki kekuatan kalau dilakukan atas dorongan hobi atau menjadikannya sebagai aktivitas menyenangkan. Melalui tulisan setiap orang bisa sharing pengalaman dan berbagi tentang berbagai hal dalam kehidupan dengan orang lain

Mulai soal kebijakan pembangunan, tentang lingkungan, pertanian, kemiskinan, kesehatan, keindahan alam, motivasi dan segala hal yang bisa mendorong atau menggerakkan setiap orang untuk mau berubah melakukan hal baik dalam kehidupan melalui tulisan opini maupun catatan

Terlepas dari dorongan dan motivasi apapun dilakukan setiap orang melakukan aktivitas kepenulisan, tentu kembali kepada setiap pribadi dan cara pandang masing - masing, termasuk menjadikan menulis hanya sebagi alat mencari keuntungan dan pekerjaan, namun sekali lagi menulis pada dasarnya tidak melulu berbicara masalah uang

Salwa menulis
Menulis sebagai aktivitas menyenangkan, bukan keterpaksaan, hal itulah yang selalu menjadi motivasi dan saya jadikan pedoman melakukan aktivitas menulis, baik berupa catatan perjalanan, opini maupun segala hal yang menarik dan membuat hati senang untuk dituliskan, tanpa ada beban, rasa gengsi, gelar kependidikan, tututan pekerjaan atau kebutuhan kepangkatan

Dengan demikian, aktivitas menulis yang bebas tanpa beban, ikatan dan tuntutan justru selain menyenangkan untuk dilakukan, juga akan lebih mendatangkan kedamaian dan ketentraman, karena bisa menumpahkan apa yang menjadi kegelisahan dalam fikiran berdasarkan apa yang dilihat, saksikan dan rasakan dengan penuh kebebasan

Saya termasuk yang beruntung mengenal dan memiliki banyak teman dengan hobi dan kesenangan sama, membaca buku, diskusi dan berbagi banyak pengalaman dan pengetahuan dengan menulis termasuk ngeblogg, di sela kesibukan melakoni rutinitas dan kesibukan masing – masing. Untuk ayo menulis, karena dengan menulis kita bisa saling berbagi pengetahuan dan kebaikan

Ayo Menulis