Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Kota Tua Ampenan dan Jejak Peradaban

Fitri Rahmawati
Ayomenulis. Kalau Jakarta memiliki Kota tua yang banyak dikunjungi wisatawan, maka di Mataram, Lombok NTB juga memilik Kota tua Ampenan dengan deretan puluhan bangunan tua kuno, peninggalan Belanda dengan model arsitektur yang lebih unik dan menarik dijadikan sebagai tempat berwisata.

Cuma bedanya kota tua banyak dikenal wisatawan karena pengelolaan dan penataan termasuk promosinya bagus. Sementara kota tua Ampenan, meskipun unik dan menarik, tapi penataan dan pengelolaan tidak maksimal, sehingga tidak banyak dikenal dan dikunjungi banyak wisatawan lokal mancanegara.

Memasuki dan menginjakkan kaki di Kota tua Ampenan, serasa diajak kembali bercengkramana dan bernostalgia dengan suasana kehidupan masa lampau. Karena memang selain disuguhi deretan puluhan bangunan tua bercorakkan arsitektur masa lampau. Kota tua Ampenan juga menjadi saksi bisu masa kejayaan dan keemasan Ampenan sebagai armada pelabuhan, pusat prekonomian dan perdagangan

Di Kota tua inilah segala kegiatan prekonomian dan perdagangan dijalankan dan menjadi salah satu kota pelabuhan tujuan Belanda melakukan perdagangan. Kejayaan Kota tua Ampenan sebagai kota armada pelabuhan juga terlihat dari masih terdapatnya sisa-sisa reruntuhan konstruksi armada dipinggiran pantai Ampenan, yang kini menjadi salah satu tujuan objek pariwisata di Kota Mataram

Fitri Rahmawati
Puluhan bangunan tua yang sebagiannya berarsitektur Cina juga nampak masih terlihat berdiri kokoh di sekitar areal pantai bekas armada pelabuhan Ampenan dan di sepanjang kiri kanan simpang lima Kota tua Ampenan menuju pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat dan pusat pemerintahan Kota Mataram

Dengan keunikan dan nilai kesejarahan dimiliki, Kota tua Ampenan sebenarnya bisa menjadi salah satu ikon dan magnet objek pariwisata unggulan Kota Mataram bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Gliat prekonomian juga bisa dihidupkan kembali dan akan lebih berkembang dengan memberdayakan masyarakat sekitar, tanpa harus merusak bangunan

Lebih-lebih memang, kalau mau sedikit jeli melihat trend dan kecendrungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara datang berwisata ke suatu daerah bukan lagi tertarik dengan pesona wisata pantai dan pesona alam semata, tapi juga tertarik dengan sesuatu tempat atau benda peninggalan masa lampau yang unik dan bernilai historis

Kota tua Ampenan, dengan melihat berbagai peninggalan termasuk bangunan tua yang memiliki keunikan dan nilai kesejarahan tinggi, kalau diklola secara serius, bukan sesuatu yang mustahil akan bisa menjadi salah satu objek pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan dan membawa kesejahteraan bagi gliat prekonomiaan masyarakat sekitar

Keseriusan Pemerintah

Salah satu kekurangan dan kebisaan buruk kepala daerah dalam hal pengelolaan objek pariwisata adalah, terlalu memposisikan keberadaan objek pariwisata sebagai sesuatu yang komersil dan seringkali mengesampingkan nilai budaya, kearifan lokal dan nilai kesejarahan. Tidak heran sejumlah kepala daerah berlomba-lomba melakukan penataan dan pengelolaan objek pariwisata, motivasinya tidak lagi soal bagaimana mendatangkan keuntungan, dengan tetap memelihara dan melestarikan

Tapi lebih pada, strategi pengelolaan yang bisa mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi peningkatan pundi-pundi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga suara ajakan menjaga dan melestarikan budaya kearifan lokal, lambat laun hanya sekedar menjadi slogan dan pepesan kosong

Kota tua Ampenan menjadi salah saatu bukti, betapa pemerintah kota (pemkot) Mataram dalam pengelolaan, pemeliharaan dan penataannya masih dilakukan setengah hati, sehingga keberadaannya sebagai objek wisata bernilai historis belum banyak diketahui dan diminati wisatawan untuk dikunjungi

Fitri Rahmawati
Dalam hal pemeliharaan, Pemkot Mataram juga terkesan abai, sejumlah bangunan di Kota tua Ampenan sudah mulai beralih fungsi dan dirubah dari bentuk aslinya. Hanya tulisan Goedang Hookie yang masih tampak jelas terbaca. Padahal salah satu gudang bersejarah yang berdiri sejak tahun 1921 menjadi salah satu saksi kejayaan Ampenan sebagai salah satu kota pelabuhan yang menjadi tujuan Belanda.

Tidak hanya gudang ini yang kondisinya mengenaskan, bangunan bersejarah lain yang ada di kawasan ini kondisinya tak jauh beda. Memasuki kawasan kota tua Ampenan yang terletak di ujung bagian barat Kota Mataram, sekitar 2 kilometer (KM) dari pusat pemerintahan Kota Mataram. Suguhan bangunan tua berarsitek zaman Belanda membuat nuasa kota tua kian kental.

mantan Walikota Administratif Kota Mataram Mujitahid dalam beberapa kesempatan selalu mengingatkan Pemkot Mataram untuk membuat regulasi melalui peraturan walikota (perwal) supaya banguanan yang ada di Kota tua Ampenan bisa dipeliharan dan dikendalikan, supaya jangan sampai semua banguanan dihancurkan, sehingga ciri kota lama hilang.

Bangunan tua diperlukan dalam promosi pariwisata, di mana-mana orang sekarang melestarikan
Tanpa perhatiaan serius, beberapa bangunan tua di kawasan itu mulai hilang, disulap menjadi bangunan dalam bentuk yang lain. Dinding-dinding bangunan tua juga dibuat menjadi papan reklame. Bangunan-bangunan ala modern mulai bediri di sana-sini, menggusur bangunan tua.

Kondisi tersebut tentu sangat disayangkan, sebab merupakan bangunan bersejarah tidak ternilai harganya. Kalau dibandingkan dengan kota tua Jakarta, keindahan dan keunikan kota Ampenan sebenarnya jauh lebih unik dan menarik untuk dikunjungi wisatawan, kalau pengelolaannya bisa dilakukan dengan baik.

Ampenan tidak ubahnya kota Malaka, Malaysia yang terkenal sebagai kota pelabuhan.  Baik dari segi bagunan, maupun sebagai kota pelabuhan. Kota tua ini masih bisa diselamatkan, asalkan ada kebijakan khsus untuk itu. Dengan melakukan pendekatan kepada pemilik bangunan, karena masyarakat kecenderungan tidak memahami fungsi dan manfaat dari kota tua. Mereka diberikan mambangun tetapi jangan merubah bentuk bangunan.

Kalapun ada perbaikan, semestinya arsitektur bangunan harus menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang lama, dalam hal ini pemerintah jangan mengijinkan perubahan bangunan Ampenan atau pemerintah mengarahkan konsep pembangunan, supaya arsitekturnya tetap seperti kota tua

Pemkot Mataram juga perlu membuatkan aturan khusus mengenai Ampenan sebagai Kota tua yang harus dijaga, baik melalui peraturan walikota maupun peraturan daerah.  Hal ini perlu dilakukan agar pemerintah memiliki dasar hukum untuk mengatur dan mempertahankan ciri khas kota Ampenan.

Hadiah Istimewa Dari Pepih Nugraha


Ayomenulis. Selain mendapatkan banyak pencerahan dan pengetahuan baru tentang menulis menggunakan gaya bertutur, sebagai gaya penulisan jurnalisme warga, yang banyak digunakan kelompok masyarakat di sosial media bloging, wordpres, facebook maupun beberapa jenis sosial media lain dalam menuliskan berbagai pristiwa yang dilihat, disaksikan, dirasakan dan difikirkan di lingkungan sekitar

Diacara workshop jurnalisme warga yang berlansung selama empat hari, dari tanggal 27-30 Agustus 2014 di hotel Mercure Alam Sutra, Serpong Tanggerang selatan, bersama beberapa utusan lembaga dari beberapa daerah, yang diselenggarakan Kemitraan tersebut

Saya bisa berkesempatan berdiskusi dan sharing pengalaman secara lansung pencetus blog warga kompasiana, Pepih Nugra dan dua penggelola dapur kompasiana lain, Iskandar Zulkarnain dan Nurullah, tentang menulis dan ngeblog di sosial media

Hal lain membuat saya senang dari acara workshop tersebut, bisa mendapatkan hadiah buku istimewa “Etalase Warga Biasa” dari wartawan senior sekaligus inisiator pencetus kompasian yang sampai sekarang telah memiliki member dan digunakan masyarakat dari berbagai kelompok, kalangan dan kelas
Mulai dari kalangan profesional, penulis, kolumnis, jurnalis hingga masyarakat biasa dan ibu rumah tangga, sebagai sosial media alternatif melakukan dialog, diskusi dan sharing pengalaman, pengetahuan dan informasi tentang berbagai hal dan pristiwa, dari kisah orang biasa sampai cerita dan peristiwa luar biasa
Sebagai blog warga yang memang sengaja dirancang untuk warga dengan tetap mengedepankan etika, kompasiana hadir guna menjawab kebutuhan warga akan ruang ekspresi yang selama ini, sebagian telah diambil alih oleh media mainstream dan media sosial lain yang membatasi ruang ekspresi bagi warga dimedia yang dimiliki

Buku Etalase Warga Biasa bagi saya menjadi istimewa, bukan karena yang memberikan adalag pencetus kompasiana. Buku tersebut menjadi istimewa karena isi yang termuat didalamnya mengisahkan, catatan lika liku perjalanan dan perjuangan sosok Pepih Nugraha
Memperjuangkan ide, gagasan yang awalnya mendapatkan banyak ejekan dan cemoohan. 

Bagaimana Pepih Nugraha menerima sedikikan olokan dengan panggilan Pepihsiana sampai jalan panjang meyakinkan teman-teman dan banyak orang
Dengan semangat yang sempat timbul tenggelam, sampai ahirnya menjadi sosial media yang mendapat banyak pujian dan telah dijadikan sebagai ruang berbagi informasi, ekspresi dan ruang diskusi cukup dinamis oleh sebagian masyarakat

Buku Etalase Warga Biasa bagi saya menjadi menarik, karena sebagian dari catatan pergulatan dan perjuangan Pepih Nugraha bersama pengelola dapur kompasiana lain membangun dan mengembangkan kompasiana sebagai media sosial khas Indonesia juga saya alami

Ulasan buku tersebut paling dekat dengan pengalaman saya adalah soal aktivitas menulis dan ngeblog yang sudah saya lakukan semenjak masih mahasiswa sampai sekarang, dengan semangat menulis terkadang naik turun
Fose Bareng, Pepih Nugraha, usai menerima buku "Etalase Warga Biasa"

Dimata sebagian orang, menulis dan ngeblog seringkali dinilai sebagai kegiatan sampingan, tidak terlalu penting dan tidak sedikit menilainya sebagai aktivitas sia-sia dan membuang waktu. Ukuran bermanfaat, oleh sebagian orang, ukurannya selalu dinilai dengan uang

Kalau aktivitas tersebut tidak lansung mendatangkan keuntungan secara finansial sudah pasti akan dikesampingkan dan dinilai sebagai aktivitas tidak penting. Sampai pernah suatu kesempatan, saat saya share tulisan opini di ling blog www.turmuzitur,blogspot.com ke sosial media facebook

Dihalaman facebook teman tersebut berkomentar, Tur side nulis doang porokm, buang-buang waktu, ape bae yakm mauk, saraante bae gawe pegawean lain saq becat datengang kepeng (Tur, kamu nulis saja pekerjaanmu, buang-buang waktu, apa mau kamu dapat, lebih baik mencari pekerjaan lain yang cepat mendatangkan uang) cloteh teman tersebut di bagian bawah ling tulisan yang saya share

Membaca komentar teman tersebut, saya senyum-senyum saja. Tidak tau apakah dia berkomentar seperti itu karena bermaksud mengolok, atau mungkin karena dari kacamata dia, melihat aktivitas menulis sebagai aktivitas tidak penting dan bisa mendatangkan kesejahteraan

Tapi bagi saya, aktivitas menulis selama ini saya anggap sebagai aktivitas santai dan memang menyenangkan, bisa menuliskan berbagai hal yang dilihat, alami, rasakan dan saksikan yang berlansung di lingkungan sekitar. Ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan ketika telah menuliskan segala sesuatu di pikiran

Tuak Manis Lombok, Minuman Tradisional Bermanfaat Besar


Amran (70) saat memanen tuak manis di hutan Pusuk Lestari Lombok Barat NTB
TUAK Manis adalah minuman khas Lombok, Nusa Tenggara Barat. Minuman ini disukai masyarakat selain karena rasanya yang segar dan manis juga karena dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Setiap wisatawan yang berlibur ke Gili Trawangan dan dua gili lain di Kabupaten Lombok Utara wajib mencicipi minuman menyegarkan ini.

Muhariah, (30) ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan di pinggir jalan kawasan Hutan Pusuk mengaku, tuak manis banyak digemari warga masyarakat Lombok yang hendak menuju Kota Mataram maupun menuju Kabupaten Lombok Utara (KLU)
"Wisatawan manca negara yang hendak berlibur ke Gili Trawangan dan dua Gili lain di KLU selalu menyempatkan diri minum tuak manis, di kawasan hutan Pusuk Lestari ini," kata Muhairiah, Senin (26/5)

Muhairiah mengatakan,  sambil  menikmati tuak manis wisatawan juga bisa menikmati alam pegunungan sekitar. Sebab suasana disekitar lokasi yang banyak menjual tuak manis masih sangat rindang. Banyak pohon besar tumbuh subur disekitarnya. Sambil menikmati kesegaran minuman khas ini, wisatawan juga bisa memberi makan kepada puluhan monyet yang bermain di sepanjang Hutan Pusuk Lestari.


Erni penjual tuak manis yang lain mengatakan minuman ini selalu dicari pembeli, terutama pada musim kemarau dan bulan puasa, permintaan akan tuak manis meningkat berkali-kali lipat.
"Harganya yang lumayan murah menjadikan tuak manis laris dibeli. Untuk satu botol aqua atau sejenis minuman lain dalam kemasan besar, pembeli cukup membeli dengan harga 10.000 sementara botol kemasan kecil hanya 5.000 ribu rupiah." 

Menurut Erni, kini selain dijual langsung kepada konsumen, tuak manis juga bisa ditemui di berbagai rumah makan di Lombok. Tuak manis menjadi salah satu menu minuman yang ditawarkan untuk melepas dahaga. 

Minuman berwarna putih dengan rasa manis segar ini dihasilkan dari pohon enau yang maih banyak
Mashuri, salah seorang warga, saat membeli tuaq manis
tumbuh liar dihutan. Hutan Pusuk Lestari Kabupaten Lombok Barat (Lobar) NTB adalah hutan yang terkenal sebagai penghasil utama tuak manis. Hutan ini dikenal juga sebagai penghasil durian dan buah-buahan lainnya.

Amran (70) pria asal Desa Gunung Sari Lobar, yang sehari-hari berprofesi sebagai penyadap air tuak manis di kawasan hutan Pusuk Lestari, mengatakan minuman ini bisa menyembuhkan penyakit jika dikonsumsi secara rutin. "Tuak manis hutan pusuk lestari selama ini kalau diminum secara rutin dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kencing manis, kencing batu, sakit pinggang, dan memperlancar buang air kecil" tutur Amran. 

Ia ditemui saat baru saja  turun dari pohon enau mengambil air tuak. Ditangannya, ia menenteng jerigen berisi minuman tersebut. 
Amran mengatakan, dengan khasiat tersebut tidak heran setiap harinya permintaan tuak manis sangat tinggi. Minuman ini jadi  incaran masyarakat tak sekedar dijadikan minuman pengobat haus, namun juga sebagai obat untuk mengatasi penyakit yang mereka rasakan. 

Amran bercerita,  beberapa pelanggan malah memesan tuak manis jauh hari sebelum masa panen tiba. Sebab panen air tuak manis dilakukan dalam dua sampai tiga hari sekali
"Dalam tiga sampai lima pohon aren, terkadang air tuak manis yang didapatkan hanya dua sampai tiga liter, tergantung umur pohon dan seberapa sering dipanen," katanya.


Junaidi, warga desa Mangkung Kabupaten Lombok Tengah, yang kebetulan sedang membeli tuak manis bercerita tentang khasiat minuman ini. Junaidi rutin mengonsumsi minuman ini. Ia mengaku dulu pernah menderita penyakit kencing manis.
"Dulu saya penderita penyakit kencing manis cukup lama, namun atas saran dokter, supaya minum air tuak manis secara rutin, alhamdulillah penyakit kencing manis yang saya derita secara perlahan sembuh," ujarnya sumringah.

Pelajaran Berharga Dari Negeri Para Jawara



www.turmuzitur.blogspot.com
Pepih Nugraha, pengelola blog warga www.kompasiana.com saat sharing dan berbagi pengalaman menulis di acara workshp Jurnalisme warga di hotel Mercure Alam Sutra Serpong Tanggerang Selatan

Ayomenulis Saya termasuk beruntung bisa medapatkan kesempatan mengikuti workshop jurnalisme warga bersama teman peserta dari daerah lain yang diselenggarakan Kemitaraan di hotel Mercure Alam Sutra Serpong Tanggerang Selatan, 26-30 Agustus

Bagaimana memanfaatkan sosial media sebagai gerakan bersama membangun kesadarah masyarakat, khususnya terkait pelayanan publik bersih dan transparan yang saat ini sedang gencar dilakukan dan menjadi gerakan bersama lembaga dan kelompok masyarakat sipil di daerah

Acara tersebut menjadi menarik, karena yang hadir sebagai nara sumber merupakan tiga orang punggawa dan pengelola dapur blog warga www.kompasiana.com, Pepih Nugraha, Nurullah dan Iskandar Zulkarnain yang memberikan pencerahan, pemahaman dan pengetahuan baru tentang menulis, terutama bagaimana menulis dan menyebarkan informasi dengan gaya penulisan jurnalisme warga

Kehadiran dan perkembangan sosial media demikian luar biasa, arus informasi yang cepat bisa diakses, tidak terikat tempat, ruang dan waktu. Proses penulisan dan penyebaran informasi tidak lagi bertumpu dan hanya bisa dilakukan jurnalis, reporter termasuk wartawan, melainkan bisa juga dilakukan warga biasa dari berbagai latar dan profesi

Kelompok masyarakat yang berhimpun melalui sosial media (blog warga) telah menjadi kekuatan baru dalam proses penyebaran informasi kepada warga lain di seluruh penjuru dunia, melalui kegiatan jurnalisme warga  

Banyak pencerahan baru didapatkan selama mengikuti pelatihan, bagaimana menulis dan melaporkan suatu pristiwa dengan bahasa sederhana dan bisa dengan mudah dipahami warga, tidak menggurui, terlalu banyak berwacana dan tidak menulis sesuatu secara berulang dan menghamburkan kata-kata
Peserta workshop jurnalisme warga nampak serius mengikuti jalannya pelatihan

Pelajaran paling berharga dan sempat membuat mental jatuh, ketika diminta untuk menulis artikel kemudian dibahas dihadapan peserta workshop lain oleh salah satu nara sumber dari kompasiana, Zulkarnain Iskandar, tulisan saya dibabat habis, karena terlalu banyak kata pengulangan

Padahal sehari sebelumnya saya sempat merasa senang, karena tulisan saya “Pelayanan Publik dan Partisipasi Masyarakat” dimuat di salah satu harian lokal NTB. Tapi terus terang meski komentar Zulkarnain Iskandar dan Pepi Nugraha sempat membuat mental down setidaknya juga telah memberikan suntikan semangat baru bagi saya untuk tetap menulis lebih baik lagi

Terus terang saja, kesibukan aktivitas, semangat yang terkadang turun naik dan suasana hati menjadikan saya jarang membaca buku maupun tulisan orang , untuk memperkaya kosa kata, meski hal tersebut sebenarnya bukan sebagai suatu alasan pembenaran

Tapi saya selalu meyakini akan satu hal, bahwa pengalaman adalah guru berharga dalam kehidupan. Bertemu, diskusi dan sharing pengalaman dengan orang-orang hebat dengan kemampuan menulis hebat, jauh akan lebih baik sebagai motivasi menghasilkan tulisan berkualitas, daripada harus menjadi penulis jago kandang

Pelayanan Publik dan Partisipasi Masyarakat



http://turmuzitur.blogspot.com/
Gerakan bersama mendorong dan mewujudkan sistem pelayanan publik yang bersih dan transparan dalam beberapa tahun terahir di NTB, gencar dilakukan sejumlak kelompok masyarakat sipil, termasuk oleh beberapa lembaga pengaduan publik yang memang lahir dan di bentuk pemerintah, di tengah harapan masyaraka yang demikian besar akan lahirnya sebuah sistem layanan yang mengayomi, bukan memperlakukan mereka secara diskriminatif

Hadirnya beberapa lembaga pengaduan publik dan gerakan bersama dari kelompok sipil tersebut setidaknya telah memberi warna baru bagi perbaikan sejumlah lembaga pelayanan publik, setelah sekian lama harus tersandra dengan mental dan prilakukan aparatur pemerintahan, dalam menjalankan fungsi pelayanan masih dilakukan sekedar menjalankan perintah atasan, bukan dijadikan sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

Perbaikan kualitas pelayanan publik juga, menjadi sulit tercapai, ketikan mesin birokrasi sebagai penggerak semua lini dan sektor pelayanan publik tidak mampu dikelola dan difungsikan sebagaimana mestinya, terlebih kalau sampai dijadikan sebagai alat kepentingan politis kekuasaan semata

Selain itu, pola pikir dan gaya kepemimpinan sebagian kepala daerah yang masih demen menggunakan model kepemimpinan lama, memposisikan diri sebagai raja yang harus dilayani, dituruti sesuai selera dan sekehendak hati, bukan berdasarkan aspirasi masyarakat, juga menjadi salah satu kendala terhadap upaya perbaikan pelayanan publik

Kondisi semacam itulah yang kemudian membuka ruang dan dijadikan sebagai celah kelompok tertentu mengeruk keuntungan pribadi, terutama di beberapa lembaga pelayanan publik yang selama ini banyak mendapat sorotan. Selain kualitas pelayanan kurang memuaskan, juga kerap menjadi lahan berlansungnya praktik percaluan dan pungutan liar

Upaya Melakukan Perbaikan

Meski sejumlah langkah pembenahan dan perbaikan di bidang pelayanan publik sudah mulai nampak dilakukan beberapa kepala daerah dengan mulai merampingkan beberapa badan layanan publik, khususnya badan yang menangani masalah perizina,  menjadi Sistem Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) untuk mempermudah dan menjamin pelayanan bisa berlansung secara transparan

Tapi sistem LTSP juga tidak serta merta menjadi jawaban bagi perbaikan kualitas pelayanan publik serta terbebas dari berbagai bentuk kecurangan dan intervensi kelompok berkepentingan, masih butuh banyak perbaikan terhadap berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada. 

Dalam hal pengurusan keperluan KTKLN bagi TKI di Disnakertrans Izin Mendirikan Banguan (IMB) di BPMP2T misalkan, selama masih dilakukan dengan sistem manual, dengan jumlah antrian permohonan panjang, tenggang waktu panjang, termasuk didalamnya tingkat pengetahuan sebagian masyarakat mengenai perangkat aturan badan pelayanan publik bersangkutan, pluang praktik percaluan dan pungutan liar masih akan berpluang dilakukan

Untuk itu, selain LTSP diperlukan juga suatu sistem layanan online melalui website, yang bisa dengan mudah diakses masyarakat. Sistem online melaui website, selain lebih murah dan mudah, dari sisi efektivitas dan efesiensi waktu, anggaran juga lebih terjangkau

Partisipasi Masyarakat

Memastikan semua proses pelayanan publik yang dijalankan kepala daerah berserta aparatur pemerintahan bisa berlansung bersih dan transparan, sesuai diharapkan, sebagai pengguna jasa layanan publik, yang melihat, merasakan dan bersentuhan secara lansung dengan badan dan instansi pelayanan publik, masyarakat diharapkan bisa ikut melakukan pengawasan

Segencar apapun gerakan bersama dari sejumlah kelompok masyarakat sipil bersama beberapa lembaga pengaduan publik dalam mendorong terwujudnya sistem pelayanan publik yang berkulaitas, bersih dan transparan, tanpa keterlibatan secara lansung dari masyarakat untuk berpartisipasi dan turut serta melakukan pengawasan

Pengawasan bisa dilakukan dengan melaporkan setiap pelanggaran, kejanggalan dan perlakuan didapatkan dari aparatur pemerintahan selama memberikan pelayanan kepada masyarakat, kepada lembaga pengaduan publik yang ada. Dengan demikian, proses perbaikan bisa cepat dilakukan

Kepala daerah maupun aparatur pemerintahan yang bertugas memberikan pelayanan juga menyadari, bahwa pelayanan publik yang baik sebagai suatu keharusan yang wajib dilaksanakan. Partisipasi juga bisa dilakukan dengan tidak membuka ruang bagi terciptanya praktik percaluan, melawati prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan ketika hendak mengurus keperluan administrasi termasuk keperluan lain

Saya kira semua kita bersepakat, pelayanan publik yang berkualitas, tidak saja sekedar kewajiban kepala daerah beserta aparatur pemerintahannya menjalankan Undang-Undang, tapi lebih dari itu, kedepen seiring dengan perkembangan teknologi, kemajuan pembanguan dan pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik yang berkualitas, akan sangat menentukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Ayo Menulis