Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Harta Tahta dan Wanita Membuatku Terpenjara

Ayomenulis. Setiap segala sesuatu diciptakan tuhan berpasang-pasangan, ada tangis ada tawa, ada pria ada wanita. Dalam kehidupan setiap orang/manusia juga dihadapkan pada dua pilihan, memilih hidup sederhana atau sejahtera dan kaya. Dalam pandangan masyarakat moderen yang dalam menjalani kehidupan cendrung sedikit martrialistik.

Maka kalau mau hidup sejahtera dan kaya jadilah pengusaha, penguasa dan sosok manusia luar biasa, segala sesuatu yang disuka, tidak disuka bahkan yang mustahil secara logika, termasuk memiliki banyak wanita seksi muda dan menggoda, yang dalam pandangan mereka yang tidak punya harta dan kuasa bisa dengan mudah didapatkan.

Sebaliknya kalau mau hidup seder, biasa-biasa, jadi orang bijaksana jadilah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan rakyat jelata....he....he....he...siapa bilang PNS tidak bisa kaya, buktinya Gayus Tambunan, pegawai Pajak yang hanya berpangkat golongan III A bisa menikmati tumpukan harta dan rumah bagaikan istana. Irjen Djoko susilo (DS) tersangkan korupsi pengadaan alat simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) memiliki aset berupa tanah, gedung dan rumah mewah dengan fasilitas mewah, dihiasi sederetan wanita muda,cantik dan menggoda.

Denganharta dan kekuasaan pula, sederetan wanita muda dari yang masih duduk di bangku SMA sampai artis papan atas, masih cantik, muda, seksi dan menggoda dengan belahan buah dada yang menggugah selera, menjadikan mereka yang berkuasa dan memiliki banyak harta, bagaikan raja, hidup damai sentosa disorga, di dalam terdapat sungai-sungai yang di bawahnya mengalir sungai berisikan air susu.

Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ustaz akhi Lutfi Hasan Ishak (LHI) contohnya, dengan harta, kekuasaan ditangan, dan bermodalkan partai berlabel dan bersimbolkan agama, jenggot mengikuti sunnah Nabi, dengan jidad kehitaman di kening sebagai topeng menutupi kebusukan dan kemunafikannya.

Menjadikan akhi LHI demikian mudah melenggang mendapatkan apa saja diinginkan harta berlimpah dari hasil korupsi dan wanita pilihan dengan belahan buah dada menganga (sorga dunia) pusthun dan jawa syarkia. Termasuk akhi Ahmad Fatanah (AF) dikelilingi puluhan wanita seksi dan menggoda, dari 100 juta harga daging sapi, 10 juta harga daging Maharani, Ayu Azhari dan wanita lain.

Sekali lagi semua itu mereka dapatkan karena harta dan kekuasaan. Tetapi karena harta, kekuasaan dan wanita pula mereka yang tadinya bisa melenggang bebas berbuat semaunya, berwibawa disegani dan dihormati banyak mata, tertawa bersuka ria, berfoya bersama keluarga teman sahabat, memiliki dan menikahi banyak wanita harus mendekam dipenjara jadi tersangka menanggung malu meratapi nasib sebagai terpidana.

UN, dan Tercidrainya Nilai Kemanusiaan

http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Ayomenulis. Minggu pagi (26/05/2013) di salah satu stasiun televisi swasta, Metro TV, publik kembali harus dikejutkan dengan aksi nekad seorang siswi asal Depok, melakukan aksi bunuh diri, dengan menggantung diri di kamar, gara-gara stres dan khawatir tidak lulus Ujian Nasional (UN). Padahal pengumuman kelulusan belum saja disampaikan. Kisah siswi di atas mungkin satu dari sekian banyak kisah siswa/siswi lain, yang hampir setiap tahun, menjelang UN tiba, terlebih setelah hasil kelulusan UN diumumkan  selalu menyisakan kisah pilu.

Sebagian besar siswa maupun siswi yang tidak lulus UN merasa tidak siap menerima kenyataan tidak lulus UN, tidak siap menanggung malu kepada teman, takut pulang ke rumah bertemu orang tua, hanya gara-gara tidak lulus UN. Memilih kabur dari rumah, kawin lari dengan sang pacar (baca tradisi suku sasak lombok), melampiaskan dengan minum minuman keras, hanya sebagian kecil dari cara siswa melampiaskan rasa kecewa, frustasi dan rasa sedih tidak lulus UN.

Lebih tragis, sebagian siswa tidak lulus UN seringkali melakukan tindakan nekad diluar akal sehat, dengan melakukan percobaan bunuh diri dengan menggores urad nadi, menegak racun, hingga memilih mengahiri hidup dengan menggantung diri. Bagi mereka yang masih menggunakan akal sehat dan yang mampu diselamatkan dari upaya percobaan bunuh diri, tentu masih bisa melegakan.

Tetapi, kalau upaya bunuh diri gara-gara tidak lulus UN sudah tidak lagi mampu dihindarkan, seperti yang dilakukan siswi SMP asal Depok di atas, tentu sangat disayangkan dan kerap menjadi persoalan akan terus berulang dan memakan banyak korban. Tercatat semenjak kelulusan siswa ditentukan melalui UN, semenjak itu pula berapa banyak dari sekian siswa setingkat SMP sampai SMU harus meregang nyawa secara sia, hanya karena angka kelulusan dicapai siswa tidak memenuhi standar kelulusan ditetapkan.

Pendidikan Memanusiakan Manusia

Sukarno pernah bilang, “bangsa yang hebat adalah bangsa yang senantiasa menghargai sejarah”, pepatah bijak mengatakan “pengalaman adalah guru paling berharga dalam kehidupan”. Pemerintah dan menteri pendidikan nampaknya merasa enggan dan tidak pernah mau belajar dari sejarah, pengalaman dan kesalahan. Pergantian pucuk pimpinan dan dalih meningkatkan kualitas pendidikan kerap menjadi alasan pembenaran mempertahankan UN sebagai persyaratan kelulusan.

Semenjak diberlakukan sebagai syarat kelulusan bagi siswa beberapa tahun lalu. UN nampaknya telah hadir sebagai penguasa baru menjadi tantangan sekaligus momok menakutkan bagi siswa dan guru. Kehadiran UN setidaknya telah menimbulkan beragam reaksi kurang positif bagi siswa maupun tenaga pengajar. Tidak saja secara pisiskis tetapi secara psikologis. Setiap tahun, menjelang UN dilangsungkan, siswa tidak ubahnya seperti sapi perahan dan robot dan harus mengihlaskan banyak waktu bermain bersama teman, dicekoki dengan materi pelajaran berjubel, demi mengejar target kelulusa.

UN telah merampas kebebasan merampas kebebasan siswa, kepintaran siswa hanya cukup diukur dengan capaian angka. Tidak sampai disitu menjelang maupun sesudah UN dilaksanakan kerap dibuat panik dan stres secara mental memikirkan nasib, takut tidak lulus, malu sama terman, tidak bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi (PT) dan takut pulang kerumah.

Sementara bagi tenaga pengajar, UN juga menjadikan sebagian tenaga pengajar berlaku tidak jujur. Atas nama siswa, pertaruhan gengsi dan nama baik sekolah, kejujuran terkadang harus tergadaikan dengan memberikan kunci jawaba kepada siswa. Lantas masih pantaskah UN tetap dipertahankan?

Kaya Harta, Baru Bicara Cinta


http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Ayomenulis. Malam kamis kemarin saat saya sedang asik membuka dan mempelajari tentang SEO. Secara tidak sengaja saya membuka postingan salah seorang member bercerita bagaiman dia menceritakan semangatnya mengelola dan mengupdate tulisan di blognya turun naik dengan alasan dan dalih beragam, kebetulan alasan terahir saat saya membaca ceritanya mengenai penyebab semangatnya kembali menurun mengupdate blog, gara-gara diputusin oleh pacarnya.

Sontak postingan teman member tersebut seketa lansung mendapat komentar beragam dari teman member lain. Dari sekian banyak komentar yang terposting didinding blog tersebut. Ada salah satu komentar cukup menarik perhatian saya “Gan ente ini kerjaanmu galau terus, gara-gara cinta lagi kalau galau terus kapan mau maju, sekarang ini, tidak penting kaya cinta, yang terpenting bagaimana kita kayaharta. Kalau harta sudah dipunya, cinta dan wanita didapat, dan bisa datang denga sendirinya”.

Membaca komentar tersebut, aku sedikit senyum-senyum semdiri, karena bagaimanapun
http://www.turmuzitur.blogspot.com/
bisa jadi saya termasuk bagian dari komentar tersebut. Disisi lain membaca komentar tersebut setelah aku pikir-pikir mungkin ada benarnya juga. Saya jadi teringat pada sosok Jendral Djoko Sosilo, tersangka korupsi Kakorlantas Simulator surat izin mengemudi, meski tampang sudah tua tetapi dikelilingi banyak wanita cantik dan muda.

Presiden PKS, Ustaz Akhi Lutfi Hasan Ishak (LHI), tersangka KPK kasus kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Sosok manusia dari sisi permukaan nampak suci, rajin beristigfar, jenggot mengikuti sunnah Nabi, jidad kehitaman, entah karena benaran rajin shalat, ataukah sengaja dihitamkan, juga banyak dikelilingi wanita ABG. Tidak tanggung-tanggung karena Akhi LHI bernaung di bawah partai bernafaskan islam, memanggil wanita dekat bahasa mami, umi dan pustun.

http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Tidak kalah hebohnya akhi Ahmad Fatanah, bak pangeran dari kayangan juga memiliki banyak koleksi wanita pilihan, dari mahasiswa kontrakan, hingga artis bertubuh seksi danmenggemaskan. Dari harga pun bervariasi, dari 100 ribu harga daging sapi, 10 juta harga daging Maharani, daging Ayu Azhari, serta daging lainnya....ha....ha....ha....nikmat dan menyehatkan mungkin ya, bisa menikmatimati daging setiap hari. Makanya kaya harta dulu, baru bicara cinta, biar hidup lebih sentosa seperti komandan DS, uztaz LHI dan akhi AF 

Kalau Mereka Bisa, Saya Pasti Bisa


Manjadda wajadda (dimana adakemauan disitu ada jalan). Ya kutipan kalimat ini dalam perjalanannya telah menjadi semacam kalimat pemantik, spirit dan penyemangat bagi sebagian mereka mendapatkan sesuatu, yang terkadang kelihatan sulit untuk didapatkan, tetapi dengan semangat, tekad dan kemauan kuat selalu ada jalan untuk mendapatkan apa yang selama ini dinginkan.

http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Tadi malah ketika saya sedang asik-asiknya mengutak atik blog, melayani beberapa teman yang komen mengenai postingan saya di blog dan sambil facebook. Tiba-tiba dari sms facebook masuk ke halaman dinding saya. Setelah aku cek, sms facebook yang masuk ternyata datang dari kawan, senio sekaligus guru SEO saya, Cos bin Khair atau nama kerennya biasa disapa Mahes.

Melihat isi pesan facebook yang dikirimkan kawan Mahes Tadinya saya sebenarnya agak malas juga membuka sms berisi lingk kompasiana tersebut. Tetapi melihat judul yang tertera, terlebih yang punya alamat tersebut saya hafal betul. Laudza Maia salah satu alumni Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) RO’YUNA, berarti juga senior saya.

Hem...ralat sedikit, saya enggan membuka alamat tersebut sebenarnya bukan tidak suka sama orangnya, wah bisa kualat saya durhaka sama senior. Apalagi tulisannya, bagi saya cukup bagus dan mengalir. Sampai setiap postingan tulisannya selalu aku baca dan ikuti. Senior satu ini, semenjak mahasiswa sampai sekarang, meski sudah menjadi ibu rumah tangga (IRT) memang lumayan produktif menulis di jejaring sosial facebook maupun kompasiana.com.

Tertapi terus terang saya sama Laudza Maia memang sedilit agak Jaka Sembung, alias tidak nyambung. Beberapa kali saya terlibat perdebatan dengan dia di facebook...he,,,,he....he....itulah turmuzi, bukan turmuzi namanya kalau tidak melawan. Jangankan manusia, Bahkan setanpun kalau bisa dilawan, pasti akan dilawan, dasar memang keras kepala...ha...ha....ha...dalam dunia persilatan perbedaan pandangan memang sudah biasa

Merasa penasaran dengan tulisan tersebut, saya lansung klik. Setelah terbuka dan membaca isinya, PSK yang dimaksud ternyata bukan seperti yang ada dalam pikiranku sebelum membuka tadi, Pekerja Seks Komersial (PSK) melainkan singkatan dari Pekerja Sosial Kemasyarakatan. Tetapi hal lain paling menarik perhatian saya di kompasiana milik Laudza Maia tersebut, baru beberapa menit diposting, jumlah pemmembaca tulisanya mencapai angka sampai 200 termasuk komentar juga.

Terus terang dalam hati saya merasa iri sekaligus kagum dengan Laudza Maia, hampir setiap tulisan yang dia posting di http://www.kompasiana.com/dashboard/turmuzi, pengunjungnya rata-rata di atas seratus. Hal ini disebabkan selain aktik mengupdate tulisan, gaya penulisan juga saya lihat lumayan mengalir. Setelah puas melihat tulisan tersebut, saya kemudian diam duduk termenung sambil dalam hati berkata “ah kalau Laudza Maia Bisa, Turmuzi Juga Bisa

Semenjak saat itu, saya berjanji untuk rajin mengupdate tulisan setiap harinya di blog www.turmuzitur.blogspot.com-ayomenulis dan di link kompasiana.com...he....he...he....manjadda wajadda



Hari Baru, Semangat Baru


www.turmuzitur.blogspot.com
Selamat pagi teman-teman semua, sambut hari baru dengan semangat baru....he,,,,he,,,,he,,,,,pagi ini saya bangun lebih awal, meski udara pagi terasa sangat dingin, serasa menusuk tulang sum-sum, tapi aku paksakan untuk segerakan bangun ambil air wudhu untuk shalat subuh. Bangun pagi bagi saya sudah menjadi kebiasaan saya semenjak masih kecil. Ibu saya selalu mengajarkan supaya senantiasa disiplin sola waktu.

Bahkan ibu saya, saat suara pembacaan ayat suci al’qur’an di masjid sudah bangun. Dalam setiap kesempatan, ibu saya memang sering mengajarkan kalau tidur pagi memangkurang baik. “kamu ne kelemaq-lemaq masih tindok, toes to aneh manok doang uah toes, masem kalah isiq manok, laon tebait rezekim isik manok” (kamu ini pagi-pagi begini masih tidur, cepat bangun, ayam saja sudah bangun, ntar rezekimu diambil ayam).

Tidak tau entah benar atau tidak kalimat dan petuah para orang tua tersebut. Tetapi yang jelas kalau ditinjau dari kacamata ilmiah teori kaum berpendidikan yang terkadang sedikit berapoloji....he....he...he....petuah para orang tua tersebut memang memiliki nilai kebenaran. Tidur pagi selain mengakibatkan badan sakit, juga menjadikan setiap orang memiliki kebiasaan tersebut menjadi tidak disiplin dalam beraktivitas. Sebab segala aktivitas akan terasa lebih mudah diselesaikan di pagi hari.

Ok....kawan-kawan yang suka berapoloji, mari sambut pagi hari ini dengan semangat baru, bersama secangkir teh hangat. Semangat, selamat beraktivitas, sukses untuk kita semua 

Memulai Menulis Dari Pengalaman Pribadi


Dalam beberapa kali kesempatan diundang berbagi pengalaman menulis dengan teman-teman mahasiswa di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) RO’YUNA, maupun dengan siswa beberapa sekolah. Pertanyaan bagaimana memulai menulis, bagaimana dalam menulis semua ide di kepala bisa kita tuliskan dengan lancar, mengalir seperti kita berbicara, sudah pasti menjadi pertanyaan peserta pelatihan sampai berulangkali.

Saya dilemparkan pertanyaan seperti itu, terkadang juga bingung, harus memulai
http://www.turmuzitur.blogspot.com/
menjawab dari mana dan menjawab dengan teori mana. Karena saya sendiri tidak memiliki ilmu sakti dan cukup mumpuni, bisa membuat mereka lansung pandai untukmenulis, dengan banyak teori seperti dilakukan penulis-penulis hebat seperti Hernowo, Andreas Sarefa, Golagong maupun penulis hebat lain.

Sebab bagi saya tidak ada teori baku untuk bisa menulis, seperti karya ilmiah di Perguruan Tinggi (PT) dengan segudang embel-embelnya. Beberapa buku tentang teori maupun motivasi menulis, yang dihasilkan sejumlah penulis produktif dan ternama sebagian besarnya mereka tulis dari pengalaman masing-masing penulis. Dengan demikian jelas mulai dari cara, bentuk ,model dan gaya menulis mereka akan berbeda satu dengan lainnya.

Karena itu, kalau dilemparkan pertanyaan seperti itu, saya lebi tertarik menjawab dengan pengalaman pribadi, dengan mengurangi banyak teori dan lebih banyak praktik menulis dan terus menulis apa saja yang menjadi kegelisahan pikiran saya di jejaring sosial facebook, bloger, kompasiana maupun melalui media masa berupa koran, dalam bentuk opini.

Menulis bisa juga dimulai dari menuliskan pengalaman dan aktivitas keseharian, tidak harus memaksa diri untuk menulis sesuatu yang berat dan terkesan dipaksakan. Ini bisa menjadikan pikiran pusing, tulisan tidak tuntas dan orang juga akan malas membaca tulisan kita dengan bahasa berat dan sulit dipahami. Apalagi kecendrungan pembaca saat ini, khususnya di media online lebih senang dengan bacaan pendek ringan dan menghibur.

Gaya penulisan seperti inilah yang coba mulai saya terapkan di blog ayo menulis, menulis yang dalam bahasa kerennya, menulis yang renyah dan mudah dikunyah....he.....he.....he....terlalu berapoloji jadinya, pakai bahasa renyah dan mudah dikunyah segala, memangnya kerupuk. Yup yang pasti untuk bisa menulis, mulailah dari pengalaman sehari-hari, dan yang pasti gunakanlah gaya penulisansendiri, bukan dengan gaya turmuzi...he....he....he.....selamat mencoba.

Pengoleksi Kata-Kata

Tidak tau dalam beberapa bulan terahir, saya gemar sekali mengoleksi kata-kata yang sering diucapkan teman, mendokumentasikannya kemudia mempopulerkannya menjadi bahan candaan, olokan dan ejekan, disekitar lingkaran kawan terdekat, entah pada saat ngumpul bareng maupun melalui SMS. Apalagi kalau sudah melihat mahasiswa dalam berbagai kesempatan di forum diskusi maupun pelatihan, demikian berapi-api.

http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Hem, maklumlah namanya juga mahasiswa, bukan mahasiswa namanya kalau tidak ngomong berapi, penuh teori dan sedikit mutar-mutar. Mereka mau pergi ke pasar Ampenan, tetapi mutar lewat pasar bertais......he.....he.....he......dasar mahasiswa memang pandai berteori, tetapi miskin implementasi...eit pi gini-gini saya juga pernah menjadi bagian dari mahasiswa lho

Kebisaan saya mengoleksi kata-kata saya dimulai sewaktu mengikuti kongres kebudayaan pemuda Indonesia di Jakarta, yang berahir kacau dan memalukan, terjadi perseteruan antara panita dan peserta soal transparansi anggaran kongres. Saat itu hadir penulis buku “negara paripurna” Yudi Latif yang akan menutup acara kongres.

Saat Yudi Latif berniat hendak berniat menenangkan peserta kongres dan mulai berbicara, seorang peserta yang kebetulan juga mahasiswa dari salah satu daerah melompat dengan sigap kedepan, bak pendekar sakti mandraguna hendak melempar ajian rawa rontek, lantas berkata kepada Yudi Latif “pokoknya kami tidak mau acara ini dilanjutkan, bapak ini terlalu berapoloji

Semenjak saat itu, kata berapoloji sering saya pakai untuk mengolok teman di daerahku yang kerap ngomong terlalu lebay. Ini juga terjadi sewaktu mengikuti pelatihan jurnalistik tingkat lanjut (PJTL) yang diselenggarakan LPM RO’YUNA di Lombok Timur beberapa waktu lalu.

Ada seorang kawan namanya Sulaedi, orang paling suka berteori dan bikin turmuzi sakit hati lok ngomong, tetapi begitulah, bukan Sulaedi namanya lok dk berapoloji, saat di mintai komentarnya tentang hasil liputan anggota baru RO’YUNA, Sulaedi berkata “kalau saya tidak mau menghakimi, saya cuman khawatir, jangan sampai kita terjebakpada persolan yang sama.

Mendengar kata-kata itu lantas pikiran usil saya tergerak untuk mempopulerkan kata tersebut sebagai bahan ejekan bagi kawan Sulaedi. Benar saja ketika kata2 sulaedi saya ulang dan populerkan di tengah anggota baru RO’YUNA, lansung menjadi bahan ketawaan....he.....he.....he......begitu ceritaku hari ini, kamu apa ceritamu hari ini?

berikut koleksi kata-kata populer dan kerap menjadi bahan ketawaan da ejekan, "perjalanan dinas, mantap, eksekusi dan waduh (karya ahyar Rosiadi), enteh Yusuf Tantowi, dramatisir Mahes/Cos, terkonci, terkontaminasi, rekonstruksi, deskripsi, saya cuman hawatir, jangan sampai kita terjebak pada persoalan yang sama, Sulaedi  

Sejuta Tawa di Malam Istimewa


 Menyambung kisah perjalanan dinas, melakukan kunjungan ke tempat tinggal dua kawan di Sumbawa beberapa hari lalu, terasa masih sangat berkesan, bagaimana kami bisa becanda dan tertawa lebar dan saling olok sebagai salah satu menu pembuka ketika bisa berkumpul dengan kawan Nurdin la’ok, Mahes, Sulaedi dan salah satu pendatang baru, Aisah

      Aisah  saya sebut pendatang baru, kare masih anak kecil dikalangan kami berempat, yang memang sudah sejak lama berteman. O ya menyambung kisah kemarin, pagi harinya Sabtu (11/05/2013) saya, kawan Sulaedi dan Nurdin, pagi2 sekali sudah bangun, menikmati udara pagi demikian segar, di sekitar rumahseparuh, setelah menunaikan ibadah shalat subuh.
www.turmuzitur.blogspot.com


Meski termasuk daerah kering, lokasi disekitar rumahseparuh milik kawan Nurdin cukup mengasikkan untuk dipandang, khususnya di pagi hari, tetesan embun, hamparan sawah di penuhi tanaman padi dan pemandangan alam pegunungan demikian hijau dan memikat, menjadikan suasana pagi menjadi terasa sangat indah.

Terlebih pagi itu, kami juga disuguhi dengan hidangan pisang goreng dan secangkirkopi hangat juga oleh  nyonya besar dar bin Nurdin bersama calon nyonya besar Aisah/mainan konci bin Sulaedi Markopolo, menambah suasana pagi semakin hangat. Tur, coba ente telpon adik Cosmu alias Mahes dulu, suruh dia ke sini kata Nurdi

Tanpa diinstruksi dua kali akupun lansung menghubungi kawan Mahes,..halo cakep ayolah cepat kesini sudah kita tunggu ni, “sebentar dulu turmuzi aku masih banyak pekerjaan ni, nanti aku ke sana”. Wah luar biasa dong ente, makin tinggi ja jam terbangmu kataku. “ya ialah ancur kata Mahes sambil ketawa terbahak-bahak
Malam harinya sesuai rencana, kami agendakan bakar ayam jago, disamping rumahseparuh.

Sementara kawan Mahes mengumpulkan kayu bakar, saya dan nurdin membersihkan bulu2 ayam, sementara kawan sulaedi dan mainan konci pergi berkunjung ke rumah bakal calon mertuanya.......he.....he....he....kayak pemilihan Gubernur dan Bupati ja, pakai kata bakal calon segala

Ayam bakarpun matang, kami berkumpul bersama santap malam didepan rumahseparuh, beralaskan alas tikar. Wah! Kita makan tanpa sambal beberok rasanya gk seru, kata kawan mahes, dasar manusia pemakan sambal lho kataku pada mahes, pantesan ja muka ente kering dan panas, karena kebanyakan makan sambal kataku sama kawan mahes, sontak disambut tertawa lebar kawan nurdin, sulaedi, mainan konci dan istrinya nurdin

 Ah turmuzi, daripada mukan ente gelap dan gosong begitu, balas mahes, kemudian langsung disambut ketawa teman lain. Ya dh coba kamu adik mainan konci uji kelayakan dulu, buatin kita sambal beberok, eit.....eit.....eit....apa maksudnya dulu dengan kata uji kelayakan kata kawan sulaedi, tampil maju tak gentar, berani mati pasang badan membela Juliet mainan konci

Ah kawan sulaedi ni, terlalu berapoloji dan mendiskripsikan, endeku reni, arak hantu, selorohku mengejek. Santap malampun siap, kami makan bersama dengan lahap, yang sesekali dibarengi ketawa.....di tengah nikmatnya santap malam, kawan sulaedi nyeletuk, coba mahes jangan ada yg tersisa ayamnya, tu tulang2nya besar2, dihabisin juga di sambut ketawa kami semua. He....he....he...Juled jelek kamu, mukamu mirip TKI......kak....kak....kak.....


Tertawalah, Sebelum Tertawa Itu Dilarang


Setelah sekian lama berencana dan terus berencana melakukan kunjungan, atau dalam bahasa yang belakangan terus dipopulerkan kawan pemuda Ahyar Rosiadi terkonci dengan istilah perjalanan dinas, ke tempat kerja dua orang kawan, Mahes, pemuda tampan bertubuh kecil, pipi pesok atau kalau di tempat kerjanya akrab juga dipanggil Cos dan Nurdin M.top, alias la’ok, alias sema’un, alias licongwe, eit....eit....bukan Licongwe pemain ungulan pertama dunia pemain bulu tangkis asal Malaisia lho, pi Licongwe, anak tua kelahiran 79,,,,,ha,,,,,ha,,,,,,dasar muka paling ancur lebur.
tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
Add caption

Mereka berdua merupakan kawan lama, termasuk muka mereka juga tergolong lama....ha....ha....satu organisasi di LPM RO’YUNA sewaktu di kampus dulu. Minggu kemarin Jum’at (10-13/05/2013) bersama dua orang kawan, yang juga pasangan paling sok romantis se-NTB, Romeo Sulaedi dan Juliet Aisah......kak......kak......kak.....sory kawan Sulaedi, bukanya ngiri ya, tetapi sedikit ingin berapoloji.

Waduh,  lok ente baca tulisanku ini, pasti ente akan bilang.
“wah tur bilang ja ente ngiri, ente bilang begitu, karena ente kn gk romantis, pantesan ja cewek-cewek gk ada yang mau pada dekat dengan ente, buktinya sampai sekarang, ente gak laku....ha.....ha...ha....tur...tur...sungguh tragis nasibmu. Gak pa, yang sabar tur ya, orang sabar kayak saya yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong di di sayang banyak wanita pilihan....he....he..

Setelah melakukan perjalanan sekitar empat jam perjalanan, menggunakan transportasi rakyat, terombang ambing di atas bus dan kapal laut, menjelang pukul 02.00 dini hari kemarin, ahirnya  kami sampai juga ke tempat di tuju, tempat kawan Mahes dan Ali Nurdin, M.Top, bekerja,Kabupaten Sumbawa Besar (KSB) Taliwang dan Maluk, dan lansung di sambut kawan Nurdin di depan kantor PLN Taliwang. Wah kalian datang jam segini ganggu berdua duaan dengan istri saya aja.

Padahal baru setengan permainan, tapi karena kalian datang, terpasa di moratorium alias dipending....he....he...pakai moratorium segala, moratorium PNS kali celetuk Sulaedi, iya iyalah, Apalagi ente tur, astagfirullah halazim, orang tambah muda dan bersinar, kamu boro mukamu mau bersinar, malahan makin ancur dan gelap, pantesan aja malam ini Taliwang tambah gelap, gara muka ente....ha.....ha......ha....sontak disambut ketawa kawan Sulaidi terbahak bahak, memecah kesunyian malam

Aisah alias mainan konci sedari tadi yang nampak kelihatan pucat, capek dan terkantuk-kantuk seketika lansung segar, seperti orang baru habis minum ekstrajos lansung ngejos, bugar dan turun dari glantungan konci ikut tertawa.......bukan Turmuzi namanya kalau tidak membalas, bahkan dunia ini mungkin akan goncang, kalau Turmuzi ketika diolok kemudian diam.....ha......ha.....ha.....gua gini2 kan masih tetap cakep, daripada ente Din anak tua kelahiran 79, tua2 buah kencur, makin tuan makin ancur,,,,ha,,,,,ha,,,,,

Sepanjang perjalanan menuju rumah kawan Nurdin, yang dia beri nama rumah separuh, dia beri nama separuh, karena memang rumahnya baru jadi separuh, sampai-sampai blog www.rumahseparuh.blogspot.com, yang diklola kawan Nurdin terinspirasi dari rumahnya tersebut. Kami berempat tidak henti-hentinya becanda dan tertawa bersama, saling olok memecah kesunyian malam.

Sesampai di rumah separuh pun meski sudah sangat larut malam sampai menjelang subuh kami tidak bisa tidur karena selalu ada perbincangan yang membuat kami tidak bisa berhenti tertawa.....Bersambung

Pertemanan dan Semangat Persaudaraan


Sekitar beberapa hari kemarin, seorang kawan yang kebetulan bekerja dan tinggal di Sumbawa menelpon, memeberitaukan saya kalau dia akan datang berlibur ke Mataram “halo ancur, besok aku mau ke Mataram, jemput aku di rumah atau kalau tidak bisa, diterminal bertais aja”, oke mantap tailing nyumon sahutku

Bertemu dengan orang yang dulunya, merupakan kawan seperjuangan, senasib dan sepenanggungan sewaktu masih sama-sama menjadi mahasiswa dan aktivis kampus, bagi saya dan teman-teman lain, memang menjadi momen tidak pernah terlewatkan, bercanda dan tertawa lebar sepuasnya, ditemani secangkir kopi dan rokok. Kalau sudah begitu rasanya NTB milik kami.

he.......he.....he........eit redaksinya sengaja saya pakai kata “kami”, sebab kalau redaksinya “NTB Milik Bersama”, nanti saya disangka sedang kampanye. Wah bisa gawat gua, kena serangan ajian segoro geni Empu Tong Bajil, ajian tapak kuisa Dewi Sambi atau ajian pancasona Durgandini dalam film Angling Dharma, daripada kena ajian mereka, mendingan kena serangan fajar amplop tim sukses, yang lebih dahsyat.....kak.....kak.....kak.....he....he....jadi nggak nyambung

Okey kembali ke laptop. Selama tiga hari lamanya, dari jum’at sampai hari minggu kemarin, kami manfaatkan bersama kawan-kawan di Mataram ngumpul bareng, khususnya dengan teman alumni Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) RO’YUNA, IAIN Mataram termasuk pengurus sekarang, berdiskusi dan berbicara banyak hal terutama sekali terkait bagaimana supaya tradisi menulis melalui jejaring soial, berupa facebook, twiteer dan blog bisa terus diplihara dan tetap dilakukan.

Maka dalam kesempatan tersebut terbentuklah komunitas menulis Akademi Berbagi (@kbid), yang di gawangi Yusuf Tantowi, yang juga direktur Best Practics Mataram, dengan Ahmad Jumaely sebagai wakil. @kbid nantinya akan menjadi inisiasi bagaimana menulis bebas.

Hari terahir di Mataram, tepatnya minggu malam, saya habiskan waktu menikmati udara malam dan foto bersama kawan Sulaedi, Ahyar Rosiadi dan Coes Khair di pantai Ampenan, sebelum kawan Coes kembali ke Sumbawa jam sepuluh malam.  Malam itu saya berempat habis habisan saling olok, saling ejek, dan saling komentari, mulai dari soal watak sampai muka. Terkadang memang saling caci maki dengan kalimat yang pada dasarnya tidak elok untuk didengar, tetapi dengan begitulah kami bisa cair dan tertawa.

Coba ente julet foto saya dulu sama Ahyar dan Turmuzi. Kira-kira siapa yang paling cakep di antara kita berempat, setelah melihat hasil jepretan kamera, secara sepontan Coes tertawa,,,,,ha,,,,,,ha,,,,wah muka kamu jelek turmuzi, mana muka ente, gk kelihatan berantakan begitu, pantasan saja kamu gk laku, sudah gk romantis lagi, ahyar, juled muka ente juga ancur, kata Coes sambil tertawa terbahak disambut ketawa kami berempat
Tidak mau kalah saya juga membalas olokan Coes, 

E....song manusia setengah matang, dari pada ente, sudah muka ancur lebur begitu, pesok lagi, dk da nilai jualnya, kalau aku gadaikan jadi tukang sapu aja, meski dengan diskon 30%, orang mungkin mikir untuk beli ente. Sontak disambut ketawa kami berempat. Saling olok/ejek diantara kawan RO’YUNA, semenjak masih di kampus sampai sekarang, memang sudah demikian mentradisi. Tidak afdhal rasanya, kalau disetiap pertemuan tidak diselingi kalimat ejekan.

Dengan watak dan sifat kami berempat yang berbeda. Turmuzi misalkan tipikal orang dikenal keras kepala, pemarah, sulit mau mengalah. Wajar misalkan masa kepemimpinannya sewaktu jadi Pemimpin Umum (PU) RO’YUNA dulu, banyak anggota dan pengurus tidak betahan di sekretaria, takut dengan muka tegangnya yang menyeramkan ketika sedang marah. Sampai sikap pemarah dan suka emosi dicerminkan juga melalui tulisan, sarat kritikan dan hujatan kepada pemerintah, tanpa kenal kompromi. Eit......meski begitu orangnya baik lumayan cakep lho.....he......he...

Coes, pemuda tampan bertubuh kecil dengan pipi pesok, yang akrab juga disapa Mahes, tipikal paling doyan yang namanya saling ejek, tidak satupun dari semua teman dari senior sampai junior luput dari olok-olokan. Tapi jangan salah bro, meski kecil, kawan yang satu ini paling banyak akal, trampil, memiliki banyak kelebihan ilmu disain, jago internet, website prangkat komputer juga pandai menulis.

Tidak berlebihan kalau sekarang mendapatkan posisi pekerjaan lumayan elit di PT NNTT dengan kelebihan dimiliki. Mahes juga kerap dipanggil manusia kelelawar dan virus semadav, karena sring begadang diinternet sampai larut malam. Tidak sampai disitu meski wajah pas dan pipi pesok.....he.....he......sory ya Coes, kan pipi ente memang benaran pesok, daripada saya bohong bisa jadi fitnah, mendingan jujur, kan bisa dapat pahala, juga pandai mengambil hati cewek, buktinya berapa cewek sudah jadi mantanya,,,,,ha,,,,,ha,,,,janda mungkin?

Ahyar  rosiadi, dengan muka tidak kalah berantakan, kepala solong, dan mantan TKI, yang saat ini ketiban buah duren harum semerbak menjadi tim sukses salah satu pasangan calon gubernur NTB, manusia paling kepedean dan paling percaya diri dan sok jaga imeg. Meski begitu orangnya juga baik hati, rajin menabung, tidak sombong dan beribadah,  ,,,,,,,ha,,,,,,ha,,,,,kau terkonci

Sementara kawan Julaedi, manusia paling suka berapologi, yang seringkali bikin turmuzi sakit hati, karena kalau ngomong paling suka mutar-mutar, orang nanya pasar Ampenan, dia kasih tau pasar Masbagik, lelaki setia dambaan berjuta wanita. He.....he.....he.....meski suka berapologi begitu-gitu dia penulis novel “Logika Perempuan” lho dan cerpen “dompet itu” yang sempat menggegerkan dunia persilatan.....kak......kak.....


Kalau pepatah bijak mengatakan “pengalaman adalah guru paling berharga dalam kehidupan” , maka pertemanan merupakan ikatan persaudaraan  yang tidak akan pernah lekang dimakan usia waktu dan kesempatan. Selalu menyisakan sejuta kenangan. Yah, sebagai mahluk sosial dalam kehidupan dan pergaulan, siapapun memang tidak bisa terpisahkan dari ikatan pertemanan.

Tetapi ikatan pertemanan terkadang bisa jadi bumerang, manakala tidak mampu dirawat  dan dipertahankan. Perbedaan kepentingan seringkali menjadi pemicu utama rusaknya hubungan pertemanan, dan bisa berbalik menimbulkan permusuhan. Karena itu perbedaan meski harus dipandang sebagai modal sosial yang mesti harus dijaga dan dipertahankan, karena perbedaan itu memang indah “indahnya hidup apabila saling memberi, menghargai dan berbagi”


Menuju Pemilukada Damai


Pesta demokrasi pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) di sejumlah Kabupaten Kota, NTB termasuk pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, tidak lama lagi akan dilangsungkan, bahkan sudah di depan mata dan tinggal menghitung hari, yakni tanggal 13 Mei mendatang.
Sudah pasti perhelatan memperebutkan kursi NTB 1 oleh calon Gubernur incumbent dan pasangan calon lain, yang melibatkan koalisi partai politik (Parpol) sebagai parpol pendukung, termasuk tokoh pendukung dan simpatisan dari sejumlah tokoh ormas, dipastikan akan berlansung seru dan memanas.

Dukung mendukung terhadap calon satu dengan calon lain, yang dijagokan oleh para pendukung dan simpatisan menjelang suksesi pemilukada maupun pemilu memang bukan hal baru, melainkan memang sudah biasa berlansung dan disaksikan di tengah masyarakat. Berbagai upaya dan strategi dilakukan masing-masing tim pemenangan, termasuk parpol pengusung, guna memenangkan  pasangan calon yang diusung.

Mulai dari pemasangan baliho besar-besaran di sepanjang jalan, pembuatan jargon-jargon dengan bahasa kreatif, hingga suguhan visi misi perubahan yang dijanjikan kepada masyarakat hingga memasang iklan pencitraan di koran. Tidak sampai di situ, cara lain dilakukan para pendukung dan simpatisan, sebagai bentuk ekspresi dukungan terhadap calon dijagokan. Hampir dalam setiap kesempatan kehebatan dan kelebihan calon senantiasa menjadi topik pembicangan.

Euforia, gegap gempita menjagokan kehebatan dan kelebihan calon diusung, tidak jarang melahirkan sifat fanatik di antara sebagian masyarakat pendukung dan simpatisan. Sifat fanatik di antara pendukung masing-masing calon dalam pemilu maupun pemilukada, sangat rentan menimbulkan persinggungan, terutama sekali menjelang kampanye dan pasca perhitungan suara.


Dalam berbagai kesempatan menyaksikan acara yang disiarkan beberapa stasiun televisi, ada salah satu iklan minuman yang cukup menarik “apapun makanannya, minumnya teh botol sosro”. Tidak berlebihan, sebagai minuman segar yang dibuat dari pucuk daun teh alami, teh botol sosro setidaknya memang telah menjadi minuman yang banyak disukai sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hampir dalam setiap kesempatan, entah itu di perhotelan, restoran, rumah makan hingga warun makan di sepanjang emperan jalan, dengan menu masakan demikian beragam sekalipun. Minuman ringan teh botol sosro sudah pasti bisa dengan mudah ditemukan, dan senantiasa menjadi minuman pilihan sebagian pengunjung sehabis menikmati santapan makan siang maupun malam.

Itu sekelumit tentang tentang minuman teh botol sosoro. Lantas apa hubungannya dengan pemilukada Cagub dan Cawagub NTB. Meski iklan teh botol sosoro tidak memiliki keterkaitan dengan pemilukada Cagub Cawagub NTB. Setidaknya bisa dijadikan sebagai analogi (permisalan), dan bisa juga sebagai inspirasi, bahwasanya perbedaan pilihan calon dijagokan tidak harus menjadikan kita masyarakat NTB, harus bermusuhan, melainkan semakin memperkuat pesatuan, tidak mudah dipecah belah dan tertipu politisi yang hanya pandai menebar kebohongan.

Mengingat meski berbeda pilihan, namun tetap memiliki tujuan sama, menentukan calon pemimpin masa depan, yang diharapkan bisa menciptakan perubahan, mengatasi pengangguran dan membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan. Menciptakan suasana aman damai di tengah masyarakat, menjelang perhelatan pemilukada Cagub dan Cawagub NTB dilangsungkan 13 Mei mendatang memang tidak sepenuhnya bisa diletakkan di atas pundak aparat keamanan semata, melainkan menjadi tanggung jawab bersama.

Peran serta segenap lapisan masyarakat, mulai dari tokoh agama, masyarakat, parpol, tim pemenangan, pendukung dan simpatisan, termasuk masing-masing calon yang didukung meski harus mampu bersikap bijaksana menyikapi kemungkinan kalah dan menang pada saat perhitungan suara nanti. Dengan tidak melakukan sesuatu yang bisa menyulut emosi pendukung termasuk simpatisan. Siapapun keluar sebagai pemenang memperebutkan kursi NTB 1, itulah pilihan rakyat. Semoga

Ayo Menulis