Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Menuju Pemilukada Damai


Pesta demokrasi pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) di sejumlah Kabupaten Kota, NTB termasuk pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, tidak lama lagi akan dilangsungkan, bahkan sudah di depan mata dan tinggal menghitung hari, yakni tanggal 13 Mei mendatang.
Sudah pasti perhelatan memperebutkan kursi NTB 1 oleh calon Gubernur incumbent dan pasangan calon lain, yang melibatkan koalisi partai politik (Parpol) sebagai parpol pendukung, termasuk tokoh pendukung dan simpatisan dari sejumlah tokoh ormas, dipastikan akan berlansung seru dan memanas.

Dukung mendukung terhadap calon satu dengan calon lain, yang dijagokan oleh para pendukung dan simpatisan menjelang suksesi pemilukada maupun pemilu memang bukan hal baru, melainkan memang sudah biasa berlansung dan disaksikan di tengah masyarakat. Berbagai upaya dan strategi dilakukan masing-masing tim pemenangan, termasuk parpol pengusung, guna memenangkan  pasangan calon yang diusung.

Mulai dari pemasangan baliho besar-besaran di sepanjang jalan, pembuatan jargon-jargon dengan bahasa kreatif, hingga suguhan visi misi perubahan yang dijanjikan kepada masyarakat hingga memasang iklan pencitraan di koran. Tidak sampai di situ, cara lain dilakukan para pendukung dan simpatisan, sebagai bentuk ekspresi dukungan terhadap calon dijagokan. Hampir dalam setiap kesempatan kehebatan dan kelebihan calon senantiasa menjadi topik pembicangan.

Euforia, gegap gempita menjagokan kehebatan dan kelebihan calon diusung, tidak jarang melahirkan sifat fanatik di antara sebagian masyarakat pendukung dan simpatisan. Sifat fanatik di antara pendukung masing-masing calon dalam pemilu maupun pemilukada, sangat rentan menimbulkan persinggungan, terutama sekali menjelang kampanye dan pasca perhitungan suara.


Dalam berbagai kesempatan menyaksikan acara yang disiarkan beberapa stasiun televisi, ada salah satu iklan minuman yang cukup menarik “apapun makanannya, minumnya teh botol sosro”. Tidak berlebihan, sebagai minuman segar yang dibuat dari pucuk daun teh alami, teh botol sosro setidaknya memang telah menjadi minuman yang banyak disukai sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hampir dalam setiap kesempatan, entah itu di perhotelan, restoran, rumah makan hingga warun makan di sepanjang emperan jalan, dengan menu masakan demikian beragam sekalipun. Minuman ringan teh botol sosro sudah pasti bisa dengan mudah ditemukan, dan senantiasa menjadi minuman pilihan sebagian pengunjung sehabis menikmati santapan makan siang maupun malam.

Itu sekelumit tentang tentang minuman teh botol sosoro. Lantas apa hubungannya dengan pemilukada Cagub dan Cawagub NTB. Meski iklan teh botol sosoro tidak memiliki keterkaitan dengan pemilukada Cagub Cawagub NTB. Setidaknya bisa dijadikan sebagai analogi (permisalan), dan bisa juga sebagai inspirasi, bahwasanya perbedaan pilihan calon dijagokan tidak harus menjadikan kita masyarakat NTB, harus bermusuhan, melainkan semakin memperkuat pesatuan, tidak mudah dipecah belah dan tertipu politisi yang hanya pandai menebar kebohongan.

Mengingat meski berbeda pilihan, namun tetap memiliki tujuan sama, menentukan calon pemimpin masa depan, yang diharapkan bisa menciptakan perubahan, mengatasi pengangguran dan membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan. Menciptakan suasana aman damai di tengah masyarakat, menjelang perhelatan pemilukada Cagub dan Cawagub NTB dilangsungkan 13 Mei mendatang memang tidak sepenuhnya bisa diletakkan di atas pundak aparat keamanan semata, melainkan menjadi tanggung jawab bersama.

Peran serta segenap lapisan masyarakat, mulai dari tokoh agama, masyarakat, parpol, tim pemenangan, pendukung dan simpatisan, termasuk masing-masing calon yang didukung meski harus mampu bersikap bijaksana menyikapi kemungkinan kalah dan menang pada saat perhitungan suara nanti. Dengan tidak melakukan sesuatu yang bisa menyulut emosi pendukung termasuk simpatisan. Siapapun keluar sebagai pemenang memperebutkan kursi NTB 1, itulah pilihan rakyat. Semoga

2 komentar

6 Mei 2013 pukul 01.19

ente cocok jd anggota KPU, polisi atau tokoh masyarakat yg tukang himbau. lanjutkan himbauann.

Reply
6 Mei 2013 pukul 05.12

Mantap Bro....tulis terus...

Reply

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis