Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Memulai Menulis Dari Pengalaman Pribadi


Dalam beberapa kali kesempatan diundang berbagi pengalaman menulis dengan teman-teman mahasiswa di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) RO’YUNA, maupun dengan siswa beberapa sekolah. Pertanyaan bagaimana memulai menulis, bagaimana dalam menulis semua ide di kepala bisa kita tuliskan dengan lancar, mengalir seperti kita berbicara, sudah pasti menjadi pertanyaan peserta pelatihan sampai berulangkali.

Saya dilemparkan pertanyaan seperti itu, terkadang juga bingung, harus memulai
http://www.turmuzitur.blogspot.com/
menjawab dari mana dan menjawab dengan teori mana. Karena saya sendiri tidak memiliki ilmu sakti dan cukup mumpuni, bisa membuat mereka lansung pandai untukmenulis, dengan banyak teori seperti dilakukan penulis-penulis hebat seperti Hernowo, Andreas Sarefa, Golagong maupun penulis hebat lain.

Sebab bagi saya tidak ada teori baku untuk bisa menulis, seperti karya ilmiah di Perguruan Tinggi (PT) dengan segudang embel-embelnya. Beberapa buku tentang teori maupun motivasi menulis, yang dihasilkan sejumlah penulis produktif dan ternama sebagian besarnya mereka tulis dari pengalaman masing-masing penulis. Dengan demikian jelas mulai dari cara, bentuk ,model dan gaya menulis mereka akan berbeda satu dengan lainnya.

Karena itu, kalau dilemparkan pertanyaan seperti itu, saya lebi tertarik menjawab dengan pengalaman pribadi, dengan mengurangi banyak teori dan lebih banyak praktik menulis dan terus menulis apa saja yang menjadi kegelisahan pikiran saya di jejaring sosial facebook, bloger, kompasiana maupun melalui media masa berupa koran, dalam bentuk opini.

Menulis bisa juga dimulai dari menuliskan pengalaman dan aktivitas keseharian, tidak harus memaksa diri untuk menulis sesuatu yang berat dan terkesan dipaksakan. Ini bisa menjadikan pikiran pusing, tulisan tidak tuntas dan orang juga akan malas membaca tulisan kita dengan bahasa berat dan sulit dipahami. Apalagi kecendrungan pembaca saat ini, khususnya di media online lebih senang dengan bacaan pendek ringan dan menghibur.

Gaya penulisan seperti inilah yang coba mulai saya terapkan di blog ayo menulis, menulis yang dalam bahasa kerennya, menulis yang renyah dan mudah dikunyah....he.....he.....he....terlalu berapoloji jadinya, pakai bahasa renyah dan mudah dikunyah segala, memangnya kerupuk. Yup yang pasti untuk bisa menulis, mulailah dari pengalaman sehari-hari, dan yang pasti gunakanlah gaya penulisansendiri, bukan dengan gaya turmuzi...he....he....he.....selamat mencoba.

1 komentar :

16 Maret 2016 pukul 20.39

keren lah, nice info

Reply

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis