Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Golput Bukan Kebodohan, Tapi Pilihan


Mentukan pilihan dalam sebuah perhelatan pemilukada seperti sekarang, ada sebagian orang dan masyarakat bingung menentukan pilihan dari sekian banyak calon, karena alasan dari semua calon yang ada, tidak satupun yang mereka pandang pantas untuk di jadikan sebagai pimpinan dan panutan.

Karena dalam politik memang sifat kemanusiaan, kejujuran, kewibawaan bahkan keimanan sekalipun bisa tergadaikan dan hanya sekedar kepura puraan dan rekayasa demi mendapatkan kekuasaan.

Justru yang lebih banyak berbicara adalah kepentingan, ambisi kekuasaan, kekayaan dan prilaku politisi dan penguasa yang kerap menjadikan masyarakat sebagai alat komoditi, batu loncatan dan sapi perahan mendapatkan kekuasaan.

Ketika tingkat kepercayaan masyarakat menemukan pemimpin yang bisa dipegang omongannya sudah mencapai puncak kejenuhan, maka pihan terahir adalah tidak melakukan pilihan alias Golput, karena dengan begitu merupakan salah satu cara menentukan pilihan untuk tidak memilih pemimpin yang tidak sesuai deangan keinginan.

Tetapi sering orang seringkali menyalah persepsikan, kalau Golput sebagai kebodohan, pilihan yang mencerdaskan, kesalahan dan kesia-siaan, termasuk MUI yang sampai memberikan vonis haram bagi masyarakat yang Golput.

Sekali lagi Golput bukan kebodohan, kesia-siaan apalagi keharaman, tetapi merupakan pilihan dan perlawanan bagi masyarakat terhadap kebanyakan calon pemimpin kepala daerah yang pandainya cuma bisa membual, menebar janji kebohongan dan sifat kemunafikan hanya demi mendapatkan kekuasaan

1 komentar :

Anonim
5 Februari 2014 pukul 01.09

siap boz,
2014 ini gw bakalan golput lagi, ini golput gw yg ke 4 alias selalu golput sejak cukup usia untuk memilih. Golput adalah pilihan!!!

Reply

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis