Fitri Rahmawati |
Cuma bedanya kota tua banyak dikenal wisatawan karena pengelolaan dan penataan termasuk promosinya bagus. Sementara kota tua Ampenan, meskipun unik dan menarik, tapi penataan dan pengelolaan tidak maksimal, sehingga tidak banyak dikenal dan dikunjungi banyak wisatawan lokal mancanegara.
Memasuki dan menginjakkan kaki di Kota tua Ampenan, serasa diajak kembali bercengkramana dan bernostalgia dengan suasana kehidupan masa lampau. Karena memang selain disuguhi deretan puluhan bangunan tua bercorakkan arsitektur masa lampau. Kota tua Ampenan juga menjadi saksi bisu masa kejayaan dan keemasan Ampenan sebagai armada pelabuhan, pusat prekonomian dan perdagangan
Di Kota tua inilah segala kegiatan prekonomian dan perdagangan dijalankan dan menjadi salah satu kota pelabuhan tujuan Belanda melakukan perdagangan. Kejayaan Kota tua Ampenan sebagai kota armada pelabuhan juga terlihat dari masih terdapatnya sisa-sisa reruntuhan konstruksi armada dipinggiran pantai Ampenan, yang kini menjadi salah satu tujuan objek pariwisata di Kota Mataram
Fitri Rahmawati |
Dengan keunikan dan nilai kesejarahan dimiliki, Kota tua Ampenan sebenarnya bisa menjadi salah satu ikon dan magnet objek pariwisata unggulan Kota Mataram bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Gliat prekonomian juga bisa dihidupkan kembali dan akan lebih berkembang dengan memberdayakan masyarakat sekitar, tanpa harus merusak bangunan
Lebih-lebih memang, kalau mau sedikit jeli melihat trend dan kecendrungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara datang berwisata ke suatu daerah bukan lagi tertarik dengan pesona wisata pantai dan pesona alam semata, tapi juga tertarik dengan sesuatu tempat atau benda peninggalan masa lampau yang unik dan bernilai historis
Kota tua Ampenan, dengan melihat berbagai peninggalan termasuk bangunan tua yang memiliki keunikan dan nilai kesejarahan tinggi, kalau diklola secara serius, bukan sesuatu yang mustahil akan bisa menjadi salah satu objek pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan dan membawa kesejahteraan bagi gliat prekonomiaan masyarakat sekitar
Keseriusan Pemerintah
Salah satu kekurangan dan kebisaan buruk kepala daerah dalam hal pengelolaan objek pariwisata adalah, terlalu memposisikan keberadaan objek pariwisata sebagai sesuatu yang komersil dan seringkali mengesampingkan nilai budaya, kearifan lokal dan nilai kesejarahan. Tidak heran sejumlah kepala daerah berlomba-lomba melakukan penataan dan pengelolaan objek pariwisata, motivasinya tidak lagi soal bagaimana mendatangkan keuntungan, dengan tetap memelihara dan melestarikan
Tapi lebih pada, strategi pengelolaan yang bisa mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi peningkatan pundi-pundi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga suara ajakan menjaga dan melestarikan budaya kearifan lokal, lambat laun hanya sekedar menjadi slogan dan pepesan kosong
Kota tua Ampenan menjadi salah saatu bukti, betapa pemerintah kota (pemkot) Mataram dalam pengelolaan, pemeliharaan dan penataannya masih dilakukan setengah hati, sehingga keberadaannya sebagai objek wisata bernilai historis belum banyak diketahui dan diminati wisatawan untuk dikunjungi
Fitri Rahmawati |
Tidak hanya gudang ini yang kondisinya mengenaskan, bangunan bersejarah lain yang ada di kawasan ini kondisinya tak jauh beda. Memasuki kawasan kota tua Ampenan yang terletak di ujung bagian barat Kota Mataram, sekitar 2 kilometer (KM) dari pusat pemerintahan Kota Mataram. Suguhan bangunan tua berarsitek zaman Belanda membuat nuasa kota tua kian kental.
mantan Walikota Administratif Kota Mataram Mujitahid dalam beberapa kesempatan selalu mengingatkan Pemkot Mataram untuk membuat regulasi melalui peraturan walikota (perwal) supaya banguanan yang ada di Kota tua Ampenan bisa dipeliharan dan dikendalikan, supaya jangan sampai semua banguanan dihancurkan, sehingga ciri kota lama hilang.
Bangunan tua diperlukan dalam promosi pariwisata, di mana-mana orang sekarang melestarikan
Tanpa perhatiaan serius, beberapa bangunan tua di kawasan itu mulai hilang, disulap menjadi bangunan dalam bentuk yang lain. Dinding-dinding bangunan tua juga dibuat menjadi papan reklame. Bangunan-bangunan ala modern mulai bediri di sana-sini, menggusur bangunan tua.
Kondisi tersebut tentu sangat disayangkan, sebab merupakan bangunan bersejarah tidak ternilai harganya. Kalau dibandingkan dengan kota tua Jakarta, keindahan dan keunikan kota Ampenan sebenarnya jauh lebih unik dan menarik untuk dikunjungi wisatawan, kalau pengelolaannya bisa dilakukan dengan baik.
Ampenan tidak ubahnya kota Malaka, Malaysia yang terkenal sebagai kota pelabuhan. Baik dari segi bagunan, maupun sebagai kota pelabuhan. Kota tua ini masih bisa diselamatkan, asalkan ada kebijakan khsus untuk itu. Dengan melakukan pendekatan kepada pemilik bangunan, karena masyarakat kecenderungan tidak memahami fungsi dan manfaat dari kota tua. Mereka diberikan mambangun tetapi jangan merubah bentuk bangunan.
Kalapun ada perbaikan, semestinya arsitektur bangunan harus menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang lama, dalam hal ini pemerintah jangan mengijinkan perubahan bangunan Ampenan atau pemerintah mengarahkan konsep pembangunan, supaya arsitekturnya tetap seperti kota tua
Pemkot Mataram juga perlu membuatkan aturan khusus mengenai Ampenan sebagai Kota tua yang harus dijaga, baik melalui peraturan walikota maupun peraturan daerah. Hal ini perlu dilakukan agar pemerintah memiliki dasar hukum untuk mengatur dan mempertahankan ciri khas kota Ampenan.
Posting Komentar