Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Dinasti Panglima Kata-Kata

http://turmuzitur.blogspot.com/
Dalam beberapa bulan terahir, publik dihebohkan dengan penangkapan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Muhtar, yang kemudian merembet pada terbongkarnya korupsi yang melibatkan dinasti Gubernur Banten, Ratu atut. Dari penulusuran KPK dan pemberitaan media, ternyata hampir sebagian besar jabatan politis, dikuasai keluarga besar ratu atut.

Mulai dari jabatan Gubernur yang dijabat oleh ratu atut sendiri,Bupati, Walikota, DPR hingga kontraktor yang menangani proyek tender dari pemda Banten, termasuk sejumlah aset bernilai puluhan hingga ratusan miliar. Walhasil akibat praktik korupsi yang dilakukan dinasti Ratu Atut, negara dirugikan hingga mencapai ratusan miliar.

Lantas apa hubungannya dengan dinasti panglima kata-kata?he...he...kata dinasti tidak harus melekat pada kekuasaan jabatan pemerintahan, yang dikuasai keluarga politisi maupun kepala daerah tertentu. Kata dinasti juga bisa disematkan pada organisasi politik, kepemudaan, masyarakat, pendidikan lembaga maupun unit perkumpulan lain.

Melibatkan mereka yang tergabung didalam maupun yang sudah diluar dan tidak lagi terlibat secara lansung dalam kegiatan organisasi (alumni). Sudah menjadi tradisi turun temurun mungkin dari setiap organisasi, ormas termasuk perkumpulan lain, untuk tetap menjalin hubungan komunikasi dan pertemanan dalam bingkai hubungan kekeluargaan, baik sesama pengurus, anggota termasuk alumni.

Melalui kegiatan reuni maupun kegiatan lain yang biasanya dilakukan setiap satu tahun sekali. Kegiatan reuni maupun undangan dalam bentuk sejumlah rangkaian kegiatan pelatihan yang melibatkan alumni, selain sebagai kegiatan silaturrahmi mempererat ikatan persaudaraan dan pertemanan, juga sebagai ajang refleksi mengenai kiprah dan prestasi organisasi selama berdiri dan telah melahirkan alumni berprestasi.

Tersebar dan bekiprah di berbagai instansi dengan berbagai latar dan profesi.
http://turmuzitur.blogspot.com/
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) RO’YUNA, termasuk salah satu dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di NTB, yang telah melahirkan sekian ratus alumni berprestasi dan telah berkiprah di tengah masyarakat dengan berbagai latar profesi. Dari Jurnalis, konsultan prusahaan tambang, coporit, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hingga PNS.

Realita ini membuktikan bahwa kiprah RO’YUNA selam belasan tahun telah mampu melahirkan alumni berprestasi dan diperhitungkan ditengah masyarakat. Minggu 13 oktober 2013 bertepatan dengan penerimaan anggota baru LPM RO’YUNA dan pelatihan jurnalistik tingkat dasar (PJTD) saya bersama sejumlah teman-teman alumni lain diundang pada malam puncak pelatihan.

Berbagi pengalaman, sharing informasi, dan memberikan motivasi dengan anggota baru yang jumlahnya mencapai puluhan orang. Jumlah yang cukup besar untuk ukuran UKM sekelas LPM RO’YUNA, yang dalam perjalanan tahun sebelumnya, tidak banyak diminati mahasiswa. Sebab bersentuhan lansung dengan kegiatan berfikir dan menulis.

Tidak heran dari sekian banyak UKM dan organisasi kemahasiswaan, LPM RO’YUNA termasuk UKM yang paling sedikit peminat dan banyak yang mengundurkan diri secara sleksi alam. Ada kebanggan tersendiri dengan kemajuan yang telah dicapai RO’YUNA sampai saat ini. Kini 15 tahun sudah kiprah RO’YUNA, dan ini sekaligus akan semakin memperkuat dan mengokohkan keberadaan RO’YUNA sebagai “dinasti panglima kata-kata

3 komentar

21 Oktober 2013 pukul 14.52

mantap tur

Reply
22 Oktober 2013 pukul 03.14

Luar biasa amaq turmuzi tulisannya semakin gurih aja

Reply
22 Oktober 2013 pukul 18.22

menulis yang renyah dan mudah dikunyah,kata pendekar kata2 dari pulau jawa bernama laok nurdik mtop

Reply

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis