Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Semangat dan Bangkit Dari Kemalasan

http://www.turmuzitur.blogspot.com/
Ayomenulis. Sudah sekitar tiga mingguan lamanya saya tidak pernah menulis, mengisi dan mengutak atik blog. Tidak tau selama tiga minggu lebih, keinginan dan semangat memulai duduk barang sejenak menuliskan ide, hasil pengamatan dan kisah perjalanan selama tiga minggu terasa seperti berada di titik paling jenuh dan membosan untuk dilakukan.

Sampai beberapa teman bloger juga bertanya, kenapa saya tidak pernah memosting tulisan terbaru di blog ayomenulis, termasuk sejumlah teman pengguna facebook dan sejumlah pembaca setia saya, terutama tulisan yang banyak menyorot maslah fenomena caleg menjelang pileg mendatang, termasuk terkait pelayanan publik.

Belum lagi rasa iri sekaligus khawatir dengan beberapa teman bloger yang terus mengejar dan hampir menyalip reting pengunjung blog ayomenulis, sebut saja blog rumah separuh yang jumlah pengunjungnya sudah mencapai lima ribuan lebih. Ada juga blog yusuf baru, sharing informasi, rekam jejak dan sejumlah blog lain, saat ini sedang berlomba meningkatkan jumlah pengunjung. Mengambil hati pembaca dan pengguna jejaring sosial lain, dengan menampilkan bacaan yang menarik dan menyenangkan  

Tapi sekali lagi, turmuzi, tetaplah turmuzi, dalam saat tertentu bisa memiliki semangat dan motivasi demikian tinggi dan berapi-api, terkadang juga bisa sangat tidak termotivasi dan mudah emosi. Bagaikan motor kehabisan bensin, mod dan tanganku untuk membuka laptop dan memulai menulis juga terasa sangat berat. Selain memang sedang ada pekerjaan yang cukup memeras emosi dan makan hati, Waktu luang yang ada juga lebih banyak aku habiskan keliling, internetan, nonton filem dan diskusi dengan teman.

Naskah karya tulis ilmiah populer yang hendak aku ikutkan dalam jambore perdesaan sehat, yang diselenggarakan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) yang batas ahirnya sampai tanggal 20 oktober, baru tadi siang bisa saya rampungkan, selama seharian  penuh duduk mempelototi laptop, dari pagi hingga menjelang siang.

Tapi saya selalu meyakini kalau semangat menulis itu masih ada, dan tetap akan selalu ada. Terpenting sekarang ini seberapa besar kemauan untuk bangkit dan melawan rasa malas, melakukan atau menciptakan sesuatu yang lebih baik dari hari kemarin. Meminjam instilah Mery Riana “jangan pernah menyesali berapa kali tangan kita gagal menggapai sesuatu, tetapi berfikirlah seberapa sering kaki mampu menginjak bumi”

Sesuatu yang kelihatan dekat dan mudah untuk kita miliki dan dapatkan, ternyata tidak menjadi jaminan bisa dapatkan dengan sesuai keinginan hati, butuh perjuangan, dan terkadang bisa jadi bumerang dalam kehidupan

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis