Menulis Sebagai Aktifitas Menyenangankan, Bukan Keterpaksaan

Khutbah Jum'at yang Membosankan

Khotib
Dalam beberapa kesempatan jum'atan di sebagian besar masjid, saya seringkali di buat ngantuk dan jenuh mendengarkan materi-materi khutbah yang disampaikan sejumlah khotib jum'at. Selain kemampuan menyajikan materi khutbah tergolong lemah, dari sisi kemampuan komunikasi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami jama'ah juga jauh dari harapan.

di sisi lain materi khutbah yang disampaikan juga cendrung monoton dan terkesan kaku pada seputar persoalan2 kelasik/masa lampau. Sejumlah khotib di beberapa masjid terkadang tidak mampu menghadirkan persoalan yang lebih dekat dan kontekstual dengan permasalahan dan kehidupan sehari hari masyarakat.

Sebutlah pentingnya memelihara sikap kedermawanan, tolong menolong, toleransi antar umat beragama dan menghargai perbedaan dengan bahasa yang dalam istilah menulis bisa disebut tulisa "renyah dan mudah dikunyah". meski tidak dipungkiri kalau ada beberapa khotib yang pernah menyampaikan materi semacam itu.

Materi dan isi khutbah yang tidak kontekstual, monoton, kepanjangan bertele-tele, dengan komunikasi kurang memotivasi, justru lebih banyak mengundang akan mengundang rasa kantuk, grutuan ketimbang pujuian dari jamaah. Malahan ada salah satu masjid di Kota Mataram, yang materi2 kata-kata dalam khutbahnya sedikit berbau propokatif dan kurang elok didengar. Misalkan dengan mengatakan "bedebah Amerika"

Persoalan lain yang menyebabkan khutbah jum'at terkadang menjadi membosankan, serta kurang mendapatkan tempat di hati sebagian jamaah, akibat masih banyak didominasi orang2 tua. Semestinya tokoh2 muda harus lebih banyak digunakan yang sedikit tidak memilki pemikiran segar dan mencerahkan. Amin

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, komentar positif dan bersifat membangun akan menjadi masukan dan perbaikan

Ayo Menulis