Mejelang suksesi
Pilgub NTB 2013, perbincangan mengenai sejumlah calon yang dipandang dan
dianggap paling pantas memimpin NTB lima tahun kedepan terus mengemuka. Tidak
jarang perbincangan-perbincangan kecil tersebut berujung pada perdebatan
mengenai kelemahan dan kekurangan sejumlah nama, yang digadang-gadang akan
tampil memperebutkan NTB 1 pada 2013 Mendatang
Dari sejumlah nama
kandidat tersebut, calon incumbent TGB, termasuk salah satu calon yang paling
banyak disorot dan menjadi bahan perbincangan paling hangat, di media cetak dan
jejaring sosial facebook. Bagaimana tidak sampai sekarang ini TGB menurut sejumlah
pengamat dan hasil surve yang dilakukan oleh salah satu lembaga surve, yang
setau saya, orang-orang yang ada didalamnya, sebagian dari orang2 dekatnya TGB.
Sehingga kalau berbicara sola objektivitas memang patut dipertanyakan.
Dari sisi
ketokohan, TGB termasuk calon yang paling beruntung. Betapa tidak selain selain
didukung partai besar partai demokrat, TGB juga termasuk tokoh
rohaniawan/kharismatik dengan persentase jamaan fanatik cukup besar, dengan
manajemen kepengurusan secara struktural dan mudah diorganizir, ketimbang calon
lain yang persentase pendukung yang dimemiliki tergolong sedikit.
Modal besar inilah
yang memperkuat keyakinan dan rasa optimisme sebagian lawan politik dan
pendukung TGB akan bisa memenangkan Pilgub putaran kedua. Disamping itu TGB
dalam klaim pendukung fanatiknya, baik dari kalangan masyarakat, tokoh agama,
masyarakat maupun yang sedang menikmati hasil buah kerja keras mereka
memenangkan TGB pada Pilgub periode pertama, dipandang sukses besar membangun
dan memajukan NTB, selama kepemimpinannya.
Keberhasilan itu,
menurut klaim mereka bisa dilihat dari keberhasilan TGB mejalankan
program-program unggulan yang pernah dicanangkan. Di antaranya program BSS,
Pijar, Absano, Akino, Adono, VLS dan menurunkan angka kemiskinan termasuk
keberhasilan mendapatkan sejumlah penghargaan
atas keberhasilan program yg dicangkan, dari pemerintah pusat.
Sementara di sisi
berbeda, sejumlah kelompok masyarakat lain, menilai kalau kepemimpinan TGB
selama lima tahun dinilai gagal melindungi dan memperjuangkan kepentingan
masyarakat di tingkat akar rumput. Khususnya petani tembakau. Bagi sebagian
masyarakat keberhasilan yang dicapai pemerintah sekarang, dan yang banyak digembar
gemborkan melalui media, sebagian besarnya dinilai tidak lebih sebatas
kebrhasilan semu dan sebatas iklan pencitraan.
Karena lebih banyak
diukur hanya berdasrkan angka-angka dan banyaknya penghargaan yang didapatkan. Angka,
data dan penghargaan yang diberikan memang tidak dinafikkan sebagiannya menjadi
tolak ukur sebuah keberhasilan. Tetapi tidak mesti harus dijadikan sebagai harga
mati sebuah keberhasilan, mengingat angka dan penghargaan hanya sebagian kecil
bisa dijadikan sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan program.
Sementara kebanyakan
program dicanangkan, di tingkat akar rumput justru banyak tidak sesuai dengan
harapan dan klaim keberhasilan yang digembar gemborkan pemerintah melalui
media. Contohnya petani tembakau, oleh TGB selama kepemimpinannya gagal melindungi
dan memperjuangkan nasib mereka dari permainan para rentenir dan prusahaan
nakal yang tidak mau membeli hasil tembakau petani.
Dengan kerugian
hingga mencapai ratusan miliar, alih menyelamatkan petani dari kerugian, hanya
untuk menekan perusahaan supaya membeli tembakau petani saja, pemprop seakan
tidak ubahnya macan ompong yang tidak punya taring dan tidak sepenuhnya
perusahaan mau menjalakan instruksi gubernur. Pertanyaannya masih
berpeluangkah TGB menduduki NTB 1.
Posting Komentar