Petani Gogorancah Desa Mawun/foto : istimewa |
Nilai budaya dan prinsip kekeluargaan tersebut bisa dilihat serta tercermin dengan banyaknya terdapat praktik baik di tengah masyarakat pedesaan. Selain gotong royong, musyawarah dan mufakat, salah satu budaya baik yang masih tetap ada dan bisa ditemukan di tengah masyarakat pedesaan adalah tradisi "besiru" (saling membantu) dalam menyelesaikan pekerjaan mengolah lahan pertanian, dari proses menggarap lahan hingga masa panen dilaksanakan
"Besiru" merupakan tradisi turun temurun yang berlangsung di tengah masyarakat pedesaan dari zaman nenek moyang dan terus diwariskan sampai sekarang, bahwa dalam mengelolaan lahan pertanian, kerjasama saling membantu sangat diperlukan untuk meringankan beban pekerjaan. Baca juga
Media Sosial dan Atas Nama Kebebasan
Impor Beras di Daerah Swasembada Beras
Buruh Migran, Besar Sumbangan, Minim Perhatian
Mengingat, hampir sebagian besar masyarakat pedesaan memiliki lahan pertanian, baik ladang maupun areal persawahan, dengan luasan mencapai hektaran, sehingga tidak memungkinkan bisa dikerjakan sendirian dan membutuhkan bantuan warga masyarakat lain dalam bentuk "besiru"
Pada masyarakat pedesaan sistim upah jarang dilakukan, bukan karena tidak ada uang, tapi karena hampir sebagian warga memiliki lahan pertanian garapan, itulah kenapa kebanyakan warga lebih memilih "besiru" daripada menerima upah ketika diajak warga lain menyelesaikan pekerjaan menggarap lahan yang hendak ditanami, supaya ketika giliran mengolah lahan sendiri, ada yang membantu mengerjakan
Pola kerja yang sama juga berlaku bagi petani lain, sehingga bagi warga masyarakat terutama pemuda yang malas "besiru", maka ada semacam sangsi sosial tidak akan dibantu dan hanya akan ditonton ketika giliran mengolah lahan pertanian sendiri termasuk menanam sampai masa panen
foto : istimewa |
"Besiru" biasa dilakukan dari proses, membajak sawah, najuk, menyemai sampai musim panen tiba termasuk mengangkut hasil panen dari sawah sampai rumah masing - masing warga. Semua dilakukan dengan pembagian peran yang bisa dilakukan
Pada proses penanaman padi dengan pola tanam Gora misalkan, membuat lubang pada lahan sawah yang ditanami padi umumnya lebih banyak dikerjakan kaum laki - laki, sementara bagian pengisian lubang tanah menggunakan kayu merupakan bagian pekerjaan perempuan, demikian juga dengan proses penyemaian, hingga proses panen
Demikianlah petani pada masyarakat pedesaan membangun kebersamaan dengan sesama, bahwa "besiru" tidak saja sebatas aktifitas saling membantu membantu meringankan beban pekerjaan semata, tapi besiru menjadi simbol kekuatan ikatan persaudaraan dan solidaritas sosial masyarakat pedesaan
Pada tradisi "besiru" juga terdapat nilai kesetaraan di antara sesama petani, tidak ada perbedaan, tua muda, laki - laki dan perempuan semua bekerjasama saling membantu meringankan pekerjaan mengelola lahan pertanian yang ada, sesuai peran masing - masing
Di tengah gaya hidup sebagian besar masyarakat kekinian, khususnya masyarakat perkotaan yang cendrung individualis dan matrialitik. Tradisi "besiru" pada masyarakat pedesaan harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai kekuatan serta modal sosial membangun kebersamaan dan persaudaraan. Karena tidak menutup kemungkinan praktik baik seperti besiru akan ditinggalkan seiring perubahan zaman
Posting Komentar