Mentukan pilihan dalam sebuah perhelatan
pemilukada seperti sekarang, ada sebagian orang dan masyarakat bingung
menentukan pilihan dari sekian banyak calon, karena alasan dari semua calon
yang ada, tidak satupun yang mereka pandang pantas untuk di jadikan sebagai
pimpinan dan panutan.
Karena dalam politik memang sifat
kemanusiaan, kejujuran, kewibawaan bahkan keimanan sekalipun bisa tergadaikan
dan hanya sekedar kepura puraan dan rekayasa demi mendapatkan kekuasaan.
Justru yang lebih banyak berbicara adalah
kepentingan, ambisi kekuasaan, kekayaan dan prilaku politisi dan penguasa yang
kerap menjadikan masyarakat sebagai alat komoditi, batu loncatan dan sapi
perahan mendapatkan kekuasaan.
Ketika tingkat kepercayaan masyarakat
menemukan pemimpin yang bisa dipegang omongannya sudah mencapai puncak
kejenuhan, maka pihan terahir adalah tidak melakukan pilihan alias Golput,
karena dengan begitu merupakan salah satu cara menentukan pilihan untuk tidak
memilih pemimpin yang tidak sesuai deangan keinginan.
Tetapi sering orang seringkali menyalah
persepsikan, kalau Golput sebagai kebodohan, pilihan yang mencerdaskan,
kesalahan dan kesia-siaan, termasuk MUI yang sampai memberikan vonis haram bagi
masyarakat yang Golput.
Sekali lagi Golput bukan kebodohan, kesia-siaan
apalagi keharaman, tetapi merupakan pilihan dan perlawanan bagi masyarakat
terhadap kebanyakan calon pemimpin kepala daerah yang pandainya cuma bisa
membual, menebar janji kebohongan dan sifat kemunafikan hanya demi mendapatkan
kekuasaan
1 komentar :
siap boz,
2014 ini gw bakalan golput lagi, ini golput gw yg ke 4 alias selalu golput sejak cukup usia untuk memilih. Golput adalah pilihan!!!
Posting Komentar