dotsemarang |
Ayomenulis. “Ngeblog
untuk pariwisata Indonesia” merupakan tema lomba yang pernah saya ikuti sekita
satu bulan lalu, diselenggarakan blog warga kompasiana bagi para bloger untuk
menceritakan kembali melalui ulasan tulisan, tentang pesona dan keindahan
destinasi wisata serta budaya di daerah masing-masing peserta lomba (baca juga Kota Tua Ampenan dan Jejak Peradaban)
Lomba menulis
pengalaman berwisata di blog tersebut menjadi menarik, bukan karena hadiah yang
disediakan panitia lomba, nilainnya besar dan menggiurkan, karena memang nilai
hadiahnya sangat kecil. Lomba tersebut menarik, karena semangat dan antusiasme
bloger mengikuti lomba, menceritakan tentang keindahan pariwisata daerah
demikian besar
Terbukti
hanya dalam tempo satu hari, semenjak pengumuman lomba dikeluarkan, ratusan
tulisan dari para bloger, termasuk beberapa di antaranya bloger asal NTB, melalui
akun pribadi, sudah terpampang di halaman kompasianival kompasiana. Cerita dan
pengalaman yang ditulis para bloger juga beragam, mulai dari keindahan pantai,
hijau dan sejuknya alam pegunungan, air terjun, wisata desa sampai lezatnya
kuliner khas daerah
Semangat
para bloger mengikuti lomba demikian besar tersebut bisa jadi karena tema lomba
diangkat panita termasuk tema paling disukai hampir sebagian orang di daerah
dan penjuru dunia manapun. Sehingga menceritakan kembali pengalaman berwisata melalui
tulisan di media social bloger, bagi sebagian besar orang tidaklah sulit dan
dianggap sebagai hobi dan aktivitas menyenangkan untuk dilakukan
Bagi
para bloger, tema tentang wisata, terutama wisata alam dan kuliner, tidak
dilombakan juga banyak ditulis, lebih-lebih bloger yang memang hobi
jalan-jalan. Karena menceritakan kembali keindahan dan pengalaman berkunjung ke
tempat wisata selain menyenangkan, juga akan terasa lebih mudah dituliskan
alustea |
Di NTB, puluhan bahkan ratusan bloger juga banyak menuliskan
tentang keindahan pariwisata, mulai wisata alam, kuliner termasuk budaya. Tema
wisata kuliner di media social bagi para bloger termasuk media social lain, selama
ini memang senantiasa selalu menarik dan tidak akan pernah habis untuk
dibicarakan melalui ulasan tulisan dan akan tetap diburu pembaca
Namun, meski
ratusan bloger tersebut telah ikut berkontribusi besar melakukan promosi
pariwisata NTB secara Cuma-Cuma, di mata Pemda NTB keberadaan mereka selama ini
tidak terlalu diperhitungkan dan cendrung diabaikan. Padahal keberadaan para bloger secara tidak
lansung telah mengambil bagian turut serta menarik minat wisatawan tertarik
mengunjungi destinasi pariwisata NTB, khususnya Lombok
Tapi Pemda
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun BPBD, seringkali akan merasa
telah melakukan promosi pariwisata NTB, dengan menggelar vestifal dan parade
budaya besar-besaran di hotel mewah, mendatangkan artis ibukota termasuk
promosi ke luar negeri, menghabiskan anggaran ratusan juta hingga miliaran
Jauh berbeda
dengan kerja-kerja yang dijalankan para bloger di media social. Relawan bloger
di NTB melakukan aktivitas menulis tentang keindahan wisata kuliner, lebih atas
dasar kesukarelaan, sebagai hobi dan aktivitas menyenangkan untuk dilakukan
Karena
memang, sifat dari para bloger, menulis
di laman blog pribadi, selain merupakan bagian dari ekspresi diri, juga lebih
didorong dan dimotivasi rasa senang dan keinginan berbagi informasi kepada
pengguna media sosial lain, supaya tertarik dan mau datang berkunjung menikmati
objek wisata yang dituliskan
Para bloger
juga tidak pernah berfikir, bahwa aktivitas menuliskan tentang keindahan wisata
kuliner NTB akan berdampak positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan atau
tidak?, Apakah aktivitas mereka (bloger) menulis tentang pariwisata
diperhitungkan atau tidak. Semua dilakukan secara sukarela dan tanpa
mengharapkan imbalan dan bayaran
Perlu Terobosan Kreatif
maxmanroe |
Kalau mau
jujur, dalam hal promosi dan usaha meningkatkan kunjungan wisatawan yang
dijalankan Pemerintah Daerah (Pemda) NTB masih kurang kreatif dan cendrung
masih menggunakan cara-cara normatif. Promosi pariwisata lebih banyak dilakukan
dengan mengadakan kegiatan seremonial parade budaya di hotel mewah, dengan
anggaran besar
Tapi
dampaknya tidak banyak berkontribusi besar terhadap peningkatan kunjungan
wistawan. Kalaupun klaim peningkatan kunjungan wisatawan telah mencapai satu
juta. Peningkatan tersebut sebenarnya tidak terlepas dari kontribusi besar para
bloger dan pengguna media sosial lain yang menulis dan mempromosikan pariwisata
melalui tulisan
Mengenalkan
pariwisata NTB dan meningkatkan kunjungan wisatawan, sebetulnya tidak harus
dengan mendatangkan artis ibu kota, menggelar parade budaya di hotel mewah,
promosi sampai ke luar negeri menghabiskan anggaran hingga miliaran, melainkan
dengan trobosan-trobosan kreatif
Salah
satunya dengan menyediakan wifi gratis di tempat umum atau tongkrongan bagi para
bloger, rasanya jauh akan lebih efektif membantu pemerintah dalam usaha
memperkenalkan wisata NTB di mata dunia. Dari sisi anggaran juga akan lebih
efesien, daripada harus mengeluarkan anggaran iklan pencitraan yang seringkali
pruntukan tidak tepat sasaran
Ketersedian
wifi secara gratis di sejumlah taman dan tempat umum lain, selain memungkinkan
bloger maupun pengguna social media lain bisa dengan mudah menyalurkan hobi
menulis tentang berbagai keindahan wisata dan budaya NTB. Penyediaan internet
gratis oleh pemerintah, juga merupakan bagian dari bentuk kepedulian pemerintah
melakukan edukasi mendorong masyarakat menjadi lebih melek internet. Semoga